BACA BERITA

11 Tentara India Dilaporkan Hilang Akibat Banjir Bandang di Kamp Militer Uttarakhand

Author: matauang Category: Politik
Uttarakhand, India – Sebuah bencana banjir bandang melanda kawasan pegunungan di Harshil, negara bagian Uttarakhand, India, menyebabkan sedikitnya 11 personel militer India hilang. Peristiwa ini dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah sekitar Desa Dharali pada Selasa (5/8), tepatnya di sepanjang aliran Sungai Kheer Ganga, hanya beberapa kilometer dari markas militer.

Kondisi medan yang ekstrem dan putusnya akses jalan tidak menyurutkan upaya pencarian dan penyelamatan yang dilakukan Angkatan Darat India. Lebih dari 150 tentara telah dikerahkan ke lokasi kejadian, dibantu dengan unit tambahan, termasuk tim K-9, drone pemantau, helikopter evakuasi, serta alat berat untuk menyingkirkan puing-puing.

Dampak Bencana Meluas

Banjir menghantam secara tiba-tiba, membawa lumpur dan reruntuhan yang menghancurkan pemukiman, infrastruktur, dan menghanyutkan bangunan di Dharali, sebuah titik penting dalam rute menuju Gangotri. Rekaman video yang beredar luas di media sosial menunjukkan detik-detik ketika arus deras menyapu blok-blok perumahan dan membuat warga berlarian menyelamatkan diri.

Pemerintah negara bagian segera menetapkan status siaga darurat. Kepala Menteri Uttarakhand, Pushkar Singh Dhami, menyebut situasi ini sebagai "tragedi memilukan" dan memastikan bahwa seluruh kekuatan tanggap darurat, termasuk Pasukan Tanggap Bencana Nasional (NDRF), Pasukan Tanggap Bencana Negara (SDRF), otoritas distrik, dan relawan, telah digerakkan untuk melakukan evakuasi dan distribusi bantuan.

Upaya Evakuasi dan Penutupan Sekolah

Sebagai langkah pencegahan, seluruh sekolah di Distrik Uttarkashi ditutup sementara pada Rabu (6/8). Pemerintah daerah menilai risiko banjir susulan masih tinggi, apalagi prakiraan cuaca menunjukkan hujan deras kemungkinan akan terus berlanjut dalam beberapa hari ke depan.

"Langkah ini diambil untuk menjamin keselamatan siswa serta memperlancar operasi penyelamatan tanpa hambatan tambahan dari aktivitas masyarakat," ujar pejabat Dinas Pendidikan setempat.

Warga yang tinggal di wilayah dataran rendah dan di sekitar aliran sungai diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kepolisian juga mengimbau agar warga tidak mendekati bantaran sungai dan tetap memantau pembaruan resmi dari otoritas.

Bencana Iklim dan Peringatan Dini

Para ahli memperingatkan bahwa intensitas curah hujan ekstrem yang mencapai 270 mm dalam waktu 24 jam termasuk dalam kategori "peristiwa ekstrem", dengan dampak yang lebih merusak di wilayah pegunungan dibanding dataran rendah.

Manish Shrestha, pakar hidrologi dari International Centre for Integrated Mountain Development, mengatakan bahwa peristiwa ini mencerminkan tren iklim yang semakin tidak stabil akibat perubahan iklim global. “Kejadian seperti ini makin sering terjadi, dan ini menjadi indikator kuat dampak perubahan pola cuaca,” katanya.

Penanganan Masih Terus Berlangsung

Militer India menegaskan komitmennya untuk melanjutkan upaya pencarian dan penyelamatan meskipun menghadapi tantangan besar dari kondisi alam dan medan yang berat. Helikopter masih dikerahkan untuk membawa logistik dan mengevakuasi warga yang terjebak.

Sementara itu, pemerintah pusat dan negara bagian bekerja sama dalam memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi, sekaligus menilai kerusakan infrastruktur yang luas.

Tragedi ini kembali menyoroti tantangan besar yang dihadapi wilayah Himalaya dalam menghadapi bencana alam, terutama di tengah tekanan urbanisasi dan krisis iklim global.