BACA BERITA

5 Dampak Dedolarisasi bagi Amerika Serikat

Author: matauang Category: Keuangan
Matauang.com, Jakarta - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 100 persen kepada negara-negara BRICS, jika aliansi itu menggunakan mata uang alternatif untuk menggantikan dolar AS. "Gagasan bahwa negara-negara BRICS tengah berupaya menjauh dari dolar, sementara kita hanya berdiam diri dan menonton, telah BERLALU," tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social, pada Sabtu, 30 November 2024, dikutip dari Antara.

Seperti diketahui, BRICS, akronim yang merujuk pada Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, mulai menyadari risiko yang terkait dengan ketergantungan berlebihan pada dolar AS. Mereka menyuarakan komitmen untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam transaksi perdagangan dan keuangan internasional. Komitmen ini dikenal sebagai dedolarisasi .

Dedolarisasi adalah proses pengurangan dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Dedolarisasi telah menjadi bagian dari strategi ekonomi dan kebijakan moneter mereka untuk mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi dolar AS dan mencapai kemandirian ekonomi. Jadi, apa dampak dedolarisasi bagi Amerika Serikat?

1. Meningkatnya Biaya Pinjaman

Dikutip dari Investopedia, biaya pinjaman di AS akan meningkat jika dolar kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan dunia. Hal ini akan membuat akses ke modal menjadi lebih sulit dan biaya berbisnis di negara tersebut menjadi lebih mahal. Dalam situasi ini, dolar tidak lagi menjadi raja. Pasar saham AS juga dapat mengalami penurunan nilai. Selain itu, AS telah lama mengandalkan peran dolar sebagai mata uang cadangan untuk mendukung defisit belanja pemerintah dan perdagangan internasional.

2. Terjadinya Inflasi

Nilai dolar yang terus merosot akibat minimnya minat di pasar mata uang, menyebabkan AS menghadapi inflasi. Dikutip dari US News , memiliki mata uang cadangan dunia telah memungkinkan Amerika mengalami defisit besar baik dalam perdagangan internasional maupun pengeluaran pemerintah. Jika orang asing tidak lagi ingin menyimpan dolar untuk tabungan, ini akan memaksa pemotongan pengeluaran pemerintah yang signifikan. Dolar sendiri telah menjadi mata uang cadangan dunia sejak 1971 dan digunakan dalam hampir 90 persen dari semua transaksi.

3. Hilangnya Pengaruh Pasar Minyak

Menurut JPMorgan , dedolarisasi membuat dolar AS kehilangan pengaruhnya terhadap harga minyak global. Ketika dolar menguat, harga minyak impor naik, dan akibatnya, permintaan menurun, terutama di pasar negara berkembang. Namun, kini penjualan minyak lebih banyak dilakukan dalam mata uang non-dolar seperti renminbi. Kondisi ini secara tidak langsung juga mengurangi investasi asing dalam ekonomi AS.

4. Hilangnya Dominasi

Dikutip dari Cointelegraph , dedolarisasi akan mengurangi dominasi pasar modal global, di mana transaksi di seluruh dunia dilakukan dalam dolar. Fenomena ini kemungkinan akan melemahkan keamanan dan stabilitas dolar AS. Termasuk posisi AS sebagai kekuatan ekonomi, politik, dan militer terkemuka di dunia. Perubahan nilai dolar juga memengaruhi perdagangan dunia, investasi, dan stabilitas keuangan, terutama di AS.

5. Memburuknya Keuangan AS

Dedolarisasi menyebabkan depresiasi dan kinerja aset keuangan di AS memburuk dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Ketika ketergantungan pada dolar AS menurun, bank sentral akan mulai menjual cadangan dolar mereka. Hal ini akan mengakibatkan hiperinflasi, lonjakan suku bunga untuk mengkompensasi hilangnya daya beli, dan jatuhnya harga aset, yang selanjutnya akan mempercepat penurunan ekonomi AS.