Matauang.com - Dunia sepak bola kerap melahirkan bintang, tapi hanya segelintir yang menjadi legenda abadi. Salah satu nama yang paling layak disebut sebagai legenda abadi adalah Lionel Messi.
Hari ini, 24 Juni 2025, Lionel Messi genap berusia 38 tahun—usia di mana kebanyakan pemain sudah pensiun atau menjadi bintang yang redup.
Namun, nama Messi tetap bersinar, bukan hanya karena apa yang masih dilakukannya di lapangan, melainkan karena warisan tak terbantahkan yang telah ia tinggalkan.
Berikut lima rekor Messi yang bukan sekadar angka, melainkan bukti bahwa sepak bola pernah disentuh oleh sosok yang melampaui batas manusia biasa:
672 Gol untuk Barcelona
Di zaman di mana loyalitas pemain diukur dari kontrak, bukan dedikasi, Messi melakukan yang mustahil: mencetak 672 gol untuk satu klub.
Ini bukan hanya soal kemampuan mencetak gol, tapi juga tentang bertahan dalam satu sistem selama 17 tahun, melewati berbagai perubahan pelatih, taktik, dan generasi pemain.
Rekor ini mungkin tak akan terpecahkan bukan karena tidak ada pemain berbakat, melainkan karena sepak bola modern tidak lagi memberi ruang untuk hubungan romantis antara pemain dan klub. Messi adalah yang terakhir dari jenisnya.
8 Ballon dOr
Cristiano Ronaldo, Luka Modric, Karim Benzema, dan Erling Haaland—semua pernah menjadi pesaing terberatnya. Tapi Messi tetap berdiri di puncak, delapan kali.
Ini bukan sekadar soal menjadi yang terbaik, melainkan tentang tetap menjadi yang terbaik, meski standar terus berubah. Di usia 34, ketika kebanyakan pemain mulai menurun, dia masih memenangkannya.
Ballon d’Or ke-8 di usia 36 (2023) adalah bukti bahwa kejeniusannya tak tergerus waktu.
91 Gol dalam Setahun (2012)
Gerd Muller memegang rekor ini selama 40 tahun (85 gol, 1972). Lalu Messi datang, dan dalam setahun, ia melakukan sesuatu yang bahkan para analis sepak bola pun menganggap mustahil: 91 gol.
Rekor ini bukan hanya tentang kecepatan atau akurasi tembakan, melainkan tentang kelaparan yang tak pernah puas.
Main hampir setiap minggu, di tiga kompetisi berbeda, tanpa cedera berarti. Fisiknya bukan robot, tapi tekadnya mungkin lebih dari itu.
Lebih dari 360 Assist
Jika Cristiano Ronaldo adalah mesin gol murni, Messi adalah seniman yang merajut permainan. Lebih dari 360 assist—angka yang bahkan playmaker khusus seperti Xavi atau Iniesta tidak capai.
Inilah yang membedakannya: dia bisa menjadi false nine, playmaker, bahkan winger, tergantung kebutuhan tim.
Rekor assist ini membuktikan bahwa kepintarannya membaca permainan setara dengan bakat alaminya dalam mencetak gol.
Dua Golden Ball Piala Dunia
Maradona hanya menang sekali (1986). Zidane juga. Tapi Messi melakukannya dua kali—2014 (meski kalah final) dan 2022 (saat akhirnya juara).
Ini bukan hanya tentang skill, tapi tentang kemampuan bangkit. Pada 2014, dia hampir memenangkan Piala Dunia sendirian.
Pada 2022, di usia 35, dia membawa Argentina keluar dari kekalahan memalukan melawan Arab Saudi dan mengubahnya menjadi juara.
Lebih dari Sekadar Rekor: Sebuah Warisan yang Tak Bisa Diulang
Messi bukan hanya pemain dengan angka fantastis. Dia adalah contoh langka tentang bagaimana seorang manusia bisa mengubah olahraga.
Rekor-rekor ini bukan sekadar statistik, melainkan cerita tentang dedikasi, kecerdasan, dan keajaiban yang mungkin tak akan terulang.
Selamat ulang tahun, Lionel Messi. Terima kasih telah membuat kami percaya bahwa sepak bola bisa menjadi seni, dan legenda bisa hidup lebih lama dari usia.