Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mengakhiri pekan ini dengan catatan positif, menguat sebesar 0,38% pada penutupan perdagangan Jumat (14/02/2025). Kenaikan ini mendorong IHSG ke level 7.257,12, memperpanjang tren penguatan yang telah terlihat sejak beberapa hari terakhir.
Salah satu faktor utama yang mendorong penguatan IHSG adalah kontribusi dari dua saham yang tercatat dalam kategori "pelat merah," yakni saham milik perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh negara. Dua emiten yang memberikan dorongan signifikan terhadap pergerakan indeks ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Telekomunikasi Indonesia (TLKM): Pemain Utama dalam Kenaikan
Saham TLKM mengalami lonjakan harga yang signifikan pada sesi terakhir pekan ini. Saham perusahaan yang bergerak di sektor telekomunikasi ini naik sekitar 2,1% pada hari terakhir perdagangan, menambah kapitalisasi pasar dan memberikan dampak positif pada IHSG. Beberapa analis menganggap bahwa kenaikan TLKM didorong oleh prospek positif sektor telekomunikasi di Indonesia, yang terus menunjukkan tren pertumbuhan seiring dengan peningkatan permintaan data dan layanan digital.
Bank Mandiri (BMRI): Penopang IHSG dari Sektor Perbankan
Saham BMRI, yang juga merupakan salah satu saham pelat merah, turut menyumbangkan penguatan IHSG. Di tengah sentimen positif pasar terhadap sektor perbankan, saham Bank Mandiri tercatat naik 1,4% pada perdagangan Jumat, mendongkrak IHSG lebih lanjut. Sektor perbankan diprediksi akan terus berkembang seiring dengan stabilitas ekonomi Indonesia dan optimisme terhadap pertumbuhan kredit di tahun 2025.
Katalis Lain: Sentimen Global dan Ekonomi Domestik
Penguatan IHSG di akhir pekan ini juga dipengaruhi oleh sentimen global yang cukup stabil. Optimisme pasar terhadap perekonomian dunia yang mulai pulih pasca-pandemi memberikan angin segar bagi pasar saham Indonesia. Selain itu, data ekonomi domestik yang solid, seperti pertumbuhan PDB yang baik dan inflasi yang terkendali, turut memperkuat prospek pasar saham di Indonesia.
Meski demikian, beberapa analisis mencatat bahwa volatilitas pasar global masih berpotensi memberi dampak terhadap kinerja IHSG di minggu-minggu mendatang. Para investor diharapkan tetap waspada terhadap potensi gejolak yang mungkin terjadi, baik dari faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global, maupun faktor domestik yang berkaitan dengan kebijakan moneter dalam negeri.
Secara keseluruhan, kenaikan IHSG pada akhir pekan ini mencerminkan kekuatan pasar saham Indonesia yang masih mampu mengatasi tantangan eksternal maupun internal. Kinerja positif dua pelat merah, TLKM dan BMRI, menjadi salah satu pendorong utama bagi indeks, menunjukkan betapa pentingnya kontribusi emiten-emiten besar yang sebagian dimiliki negara dalam memberikan kestabilan dan pertumbuhan pasar saham Indonesia.
Dengan kinerja yang stabil di tengah ketidakpastian global, IHSG menunjukkan daya tahan yang kuat dan optimisme pasar yang terus berlanjut.