BACA BERITA

Aneh Tapi Nyata! Negara Minyak Arab Krisis Energi-Mata Uang Longsor

Author: matauang Category: Keuangan
Negara kaya minyak di jazirah Arab, Iran, menderita krisis energi. Pemadaman listrik terjadi di rumah-rumah warga bahkan tanpa pemberitahuan lebih dulu.

Puluhan juta orang di seluruh negeri pun kini terganggu aktivitasnya, mulai dari kantor-kantor pemerintah, sekolah, dan bank. Bahkan bisnis di provinsi-provinsi besar dan di ibu kota Teheran sebagian besar ditutup pekan ini.

"Sebanyak 13 pembangkit listrik tidak beroperasi akibat kekurangan bahan bakar," kata Menteri Energi Abbas Aliabadi kepada wartawan setelah rapat kabinet, Rabu, dikutip dari Al-Jazeera, Kamis (19/12/2024).

"Jika bahan bakar disediakan, tidak akan ada masalah dalam menyediakan listrik, karena pembangkit listrik telah menjalani perbaikan yang diperlukan dan siap untuk musim dingin. Kementerian perminyakan menindaklanjuti penyediaan bahan bakar," tambahnya.

Pemadaman listrik besar-besaran juga terjadi di industri. Tidak hanya berdampak pada industri besar yang membutuhkan banyak energi tetapi juga banyak perusahaan kecil dan menengah di seluruh negeri.

Krisis ini diperkirakan akan memberikan pukulan telak bagi ekonomi yang sudah sangat tertekan karena mengalami inflasi yang meroket dan pengangguran yang tinggi selama bertahun-tahun. Hal ini akibat salah urus lokal di berbagai pemerintahan serta sanksi keras yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS)

Krisis yang Menahun

Meskipun memiliki cadangan gas alam terbukti terbesar kedua di dunia dan peringkat keempat dalam hal cadangan minyak mentah terbukti, Iran telah menghadapi kekurangan gas bertahun-tahun. Biasanya pemadaman listrik sebagian besar terjadi pada musim panas tetapi baru-baru ini terjadi pada musim dingin.

Bahkan para ahli televisi pemerintah mengeluarkan peringatan keras. Ia mengatakan bahwa tahun depan berpotensi jauh lebih buruk.

Presiden Masoud Pezeshkian sempat meminta maaf karena pemadaman listrik tersebut. Alasan karena pemerintah tidak ingin membakar bahan bakar murah yang akan mencemari udara, juga dijadikan penyebab lain pemadaman dilakukan.

Mata Uang Longsor

Di sisi lain, krisis energi membebani negara itu saat mata uang nasional Iran, rial terus mencapai titik terendah sepanjang masa hampir setiap hari. Pada Rabu misalnya, mata uang itu kehilangan lebih dri 10% nilanya.

Mengutip Associated Press (AP), rial diperdagangkan pada 777.000 rial terhadap dolar. Ini turun dari 703.000 rial sejak hari Donald Trump menang pemilu Amerika Seikat (AS).

Trump sendiri dikenal sangat keras ke Iran. Saat memimpin di periode pertama, ia menarik AS secara sepihak dari perjanjian nuklir dengan Iran yang menghapus sanksi, memicu ketegangan kedua negara hingga kini.

Bank Sentral Iran sebenarnya telah membanjiri pasar dengan lebih banyak mata uang keras dalam upaya untuk meningkatkan nilai tukar. Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Selasa malam, Gubernur Bank Sentral Mohammad Reza Farzin mengatakan bahwa pasokan mata uang asing akan meningkat dan nilai tukar akan stabil, di mana punggawa moneter telah menyuntikkan uang senilai US$220 juta (Rp 3,5 triliun) ke pasar mata uang.