BACA BERITA

Apakah Manny Pacquiao Pantas Menjadi Petinju Favorit Fans Tinju?

Author: matauang Category: Olahraga
Tinju dan Pengaruhnya terhadap Penggemar

https://matauang.com/ Tinju telah lama menjadi olahraga yang memikat jutaan penggemar di seluruh dunia. Dari era klasik hingga modern, sejumlah nama besar telah menjadi ikon yang dicintai publik, bukan hanya karena prestasi di atas ring, tetapi juga karena karisma dan warisan yang mereka tinggalkan.

Salah satu contohnya terjadi pada 23 September 1926, ketika Jack Dempsey dan Gene Tunney berhasil menarik lebih dari 120.000 penonton di Sesquicentennial Stadium, Philadelphia, dalam perebutan gelar kelas berat milik Dempsey.

Dempsey, Joe Louis, dan Sugar Ray Robinson

Meskipun Dempsey akhirnya kalah dari Tunney, termasuk dalam laga ulang legendaris yang dikenal sebagai “The Long Count”, namanya tetap melekat di hati para penggemar. Saat itu, aturan baru mengharuskan petinju untuk mundur ke sudut netral ketika lawannya knockdown. Dempsey yang belum mundur segera, berdiri terlalu lama di atas Tunney, sehingga membuat hitungan wasit tertunda hampir 15 detik.

Kemudian datanglah Joe Louis, sang “Brown Bomber”, yang menjadi juara kelas berat pada Juni 1937 usai mengalahkan James Braddock. Tahun berikutnya, ia membalas kekalahan dari Max Schmeling hanya dalam satu ronde di Yankee Stadium. Louis juga tercatat sebagai juara dunia aktif pertama yang bergabung dalam militer.

Sementara itu, Sugar Ray Robinson, sang juara kelas welter dan menengah, dianggap sebagai petinju pound-for-pound terbaik sepanjang masa. Robinson juga merupakan sosok yang sangat dicintai publik, bukan hanya karena keahliannya di ring, tetapi juga gaya bertinju yang memikat dan penuh strategi.

Muhammad Ali: Sosok Ikonik dan Kontroversial

Tak bisa dilupakan pula Muhammad Ali, sang juara kelas berat yang dikenal di seluruh dunia. Ia adalah petinju yang dicintai dan dibenci, namun paling ikonik dalam sejarah olahraga. Kepribadiannya yang flamboyan, pandangannya yang tajam, serta prestasinya di ring membuatnya menjadi sosok legendaris yang dihormati hingga kini.

Munculnya Manny Pacquiao

Lalu, muncul Manny "Pacman" Pacquiao, petinju asal Filipina yang juga mencetak sejarah dalam dunia tinju. Pacquiao menjadi satu-satunya petinju yang meraih gelar juara dunia di delapan divisi berbeda, mulai dari kelas terbang hingga kelas menengah ringan.

Ia pensiun pada Juni 2021 dengan rekor mengesankan 61 menang, 7 kalah, dan 3 imbang. Namun, pada Juli 2025, Pacquiao kembali ke ring di usia 46 tahun untuk menantang juara dunia WBC kelas welter Mario Barrios.

Pertarungan Kontroversial di Las Vegas

Dalam pertandingan tersebut, Pacquiao tampil dominan dan banyak pihak menilai ia pantas menang. Namun, hasil akhirnya adalah imbang mayoritas (majority draw), sebuah keputusan yang diperdebatkan oleh banyak pengamat tinju. Meskipun begitu, penampilan Pacquiao membuktikan bahwa ia masih mampu bersaing di level tertinggi, bahkan di usia hampir setengah abad.

Apakah Pacquiao Pantas Jadi Favorit Fans?

Dengan prestasi luar biasa, kepribadian rendah hati, pengaruh global, serta komitmennya dalam dunia olahraga dan politik, banyak pihak menilai bahwa Manny Pacquiao memang pantas menjadi petinju favorit penggemar tinju di dunia.

Ia tidak hanya mewakili ketangguhan dan kerja keras seorang atlet, tapi juga menjadi simbol inspirasi bagi banyak orang—baik di Filipina maupun di seluruh dunia.