Matauang.com, Jakarta - Bank sentral Indonesia mengatakan akan meningkatkan jumlah likuiditas yang dibebaskan dengan mengurangi persyaratan cadangan bagi bank yang memberikan pinjaman ke sektor properti hingga 80 triliun rupiah ($4,9 miliar), untuk mendukung tujuan perumahan pemerintah.
Bank Indonesia (BI) telah menggunakan langkah-langkah likuiditas serupa untuk memacu pertumbuhan kredit sejak 2023, dengan mengurangi cadangan yang harus dimiliki bank jika mereka memberikan pinjaman kepada sektor-sektor yang penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Nilai likuiditas kredit properti saat ini sebesar 23,2 triliun rupiah dan secara bertahap akan naik menjadi 80 triliun, kata Gubernur Perry Warjiyo pada Selasa malam.
"Ini merupakan bentuk komitmen Bank Indonesia untuk mendukung penuh program-program Presiden," kata Perry dalam jumpa pers seusai bertemu dengan perwakilan pemerintah dan DPR.
"Kami melihat sektor perumahan akan memberikan dukungan bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja yang tinggi," katanya, seraya menambahkan bahwa langkah-langkah dukungan lebih lanjut akan diumumkan kemudian. Presiden Prabowo Subianto ingin membangun 3 juta rumah terjangkau setiap tahun. Bulan lalu, pemerintah menandatangani kesepakatan dengan investor Qatar untuk membangun satu juta rumah.
Warjiyo berbicara setelah bertemu dengan Menteri Perumahan Rakyat Maruarar Sirait, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, anggota DPR Mukhamad Misbakhun, dan Pandu Sjahrir yang mewakili lembaga penanaman modal negara baru Danantara.
Data BI menunjukkan, hingga minggu kedua Januari, berbagai pengurangan persyaratan cadangan pinjaman untuk sektor-sektor termasuk pertanian, perdagangan, manufaktur, pariwisata dan konstruksi telah membebaskan likuiditas sebesar 295 triliun rupiah.