Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan penyebab Dolar Amerika Serikat mampu menjadi mata uang yang sangat kuat di dunia. Dia mengatakan Amerika Serikat memang memiliki beberapa kelebihan di bidang ekonomi dibanding negara lain.
"AS memiliki privilege yang tidak dimiliki ekonomi di manapun, bahkan di G7," kata Sri Mulyani saat memberikan kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), pada Senin, (27/8/2024).
Dia mengatakan faktor pertama tak bisa dipungkiri Amerika Serikat merupakan ekonomi terbesar di dunia. Kedua, negara ini juga memiliki monopoli terhadap banyak sekali teknologi. Ketiga, kata dia, AS memang menggunakan Dolar sebagai salah satu alat untuk memperluas pengaruh geopolitik mereka.
"Dalam dominasi mereka terhadap ekonomi, mereka menggunakan Dolar sebagai salah satu proxy power geopolitik mereka," kata dia.
Sri Mulyani mengatakan hal itu bisa terjadi karena banyak negara yang memiliki mata uang yang kurang kredibel. Maka itu, kata dia, beberapa negara secara sukarela menggunakan Dolar AS sebagai mata uangnya.
"Dulu HongKong pakai Dolar HongKong tapi di-pack dengan AS, Singapura dulu juga begitu," kata dia.
Menurut Sri Mulyani, hal tersebut juga dilakukan oleh beberapa negara lainnya seperti Arab Saudi yang 'menempelkan' mata uangnya dengan Dolar AS. "Mereka paling gampang agar ekonomi tidak jadi inflasi dan overrun di-pack ke Dolar, terutama negara yang dekat dengan AS," kata dia.
Meski demikian, Sri Mulyani mengatakan belakangan ini dominasi Dolar sudah mulai berkurang. Dia mengatakan walaupun ekonomi AS mencakup 28% ekonomi dunia, tapi penggunaan Dolar perlahan kehilangan dominasi dari 60% menjadi 50%.
Penurunan itu, kata dia, bisa terjadi karena telah muncul kekuatan ekonomi lain yang bersaing dengan kekuatan ekonomi AS. Contohnya adalah apa yang dilakukan oleh China.
"China banyak sekali membeli surat utang AS dan mereka me-log in menjadi antara AS dan China ga bisa dipisahkan, ini yang disebut geopolitic power competition dan di sinilah muncul alternatif," kata dia.