BACA BERITA

Breaking! MATAUANG Rupiah Lanjut Menguat, Dolar AS Tersungkur ke Rp15.090

Author: matauang Category: Keuangan
Matauang.com - Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah data konsumsi AS mengalami penurunan dan berada di bawah level 100.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,59% di angka Rp15.090/US$ pada hari ini, Rabu (25/9/2024). Posisi ini merupakan yang terkuat sejak 31 Juli 2023.

Sementara DXY pada pukul 08:59 WIB turun 0,13% di angka 100,33. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin (24/9/2024) yang berada di angka 100,47.

Kuatnya rupiah pada hari ini tak lepas dari data indeks keyakinan konsumen (IKK) AS yang turun sebesar 6,9 poin menjadi 98,7, yang merupakan penurunan terbesar sejak Agustus 2021. Angka ini juga berada di bawah ekspektasi pasar yang berada di angka 103,8.

Ekspektasi konsumen untuk kondisi enam bulan ke depan turun menjadi 81,7, sementara penilaian terhadap kondisi saat ini turun menjadi 124,3.

IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen masih pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga 6 bulan mendatang sehingga mereka memilih menahan rencananya untuk berbelanja.

Penurunan ini dipengaruhi oleh melemahnya pasar tenaga kerja dan tingginya biaya hidup, yang terus menekan keyakinan konsumen. Hal ini membuat indeks tetap jauh di bawah level sebelum pandemi.

Laporan ini menggarisbawahi kekhawatiran pasar tenaga kerja yang turut memengaruhi keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada pekan lalu.

"Penurunan dalam komponen utama indeks ini mungkin mencerminkan kekhawatiran konsumen tentang pasar tenaga kerja, khususnya terkait jam kerja yang berkurang, kenaikan gaji yang melambat, serta lebih sedikitnya lowongan pekerjaan-meskipun pasar tenaga kerja secara keseluruhan masih cukup sehat dengan tingkat pengangguran yang rendah dan upah yang tinggi," kata Dana Peterson, kepala ekonom di The Conference Board.

Hal ini berujung pada turunnya DXY dan pada akhirnya rupiah mengalami apresiasi.