Jakarta,
matauang.com Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memprediksi pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, dilakukan mulai bulan ini.
BI memproyeksi suku bunga The Fed bakal turun sebanyak dua kali lagi hingga akhir tahun ini. Hal ini sejalan dengan kondisi inflasi di negeri Paman Sam tersebut.
Pertama, sebesar 25 basis poin (bps) pada September dan kedua sebesar 25 bps juga pada November atau Desember 2024.
"Dua kali tahun ini, jadi masing-masing 25 bps baseline-nya," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi Pers, Rabu (21/8).
Sedangkan, untuk tahun depan, The Fed diperkirakan bakal memangkas suku bunga sebanyak tiga kali.
"Tahun depan, FFR (Fed Fund Rate) kami perkirakan subjek ke data baseline kami 3 kali masing-masing 25 bps, 25, bps, dan 25 bps. Timingnya bisa di kuartal I, bisa di kuartal II," kata Perry.
Sementara, JP Morgan memprediksi kenaikan suku bunga the Fed lebih tinggi dari BI. Rinciannya, 50 bps di September, 50 bps di November dan 25 bps di Desember.
"Jadi kami proyeksikan total the Fed turunkan suku bunga 125 bps," ujar Head of Research & Strategic JP Morgan Indonesia Henry Wibowo di dalam media briefing di Energy Building, Kamis (5/9).
Menurutnya, penurunan suku bunga the Fed ini akan menguntungkan bagi Indonesia. Sebab, dengan pelonggaran kebijakan moneter Amerika Serikat (AS), investor akan beralih masuk ke negara Emerging Market, termasuk Indonesia.
"Kalau monetary easing, likuiditas akan membaik dan fund flow dari develop market beralih ke emerging market dan ini di mana salah satunya Indonesia akan benefit," jelas Henry.