Dalam dunia perdagangan finansial, strategi yang diambil oleh Commodity Trading Advisors (CTAs) atau Penasihat Perdagangan Komoditas terus berkembang seiring dengan dinamika pasar yang kian kompleks. Salah satu perubahan strategi yang tengah mendapat perhatian adalah peralihan fokus ke perdagangan nilai relatif atau relative value trading. Langkah ini, menurut laporan dari UBS, menjadi pilihan bagi banyak CTA dalam menghadapi ketidakpastian pasar global, volatilitas ekonomi, dan perubahan sentimen investor.
Mengapa CTA Beralih ke Perdagangan Nilai Relatif?
Menurut UBS, ada beberapa alasan mengapa CTA semakin mengalihkan fokus mereka ke perdagangan nilai relatif. Faktor-faktor utama yang mendorong perubahan ini antara lain adalah:
1. Volatilitas Pasar yang Tinggi
Sejak pandemi COVID-19, volatilitas pasar keuangan telah mencapai level yang tinggi. Ketidakpastian makroekonomi, ketegangan geopolitik, serta perubahan kebijakan moneter dari bank sentral utama dunia (terutama Federal Reserve AS) telah menciptakan fluktuasi harga yang lebih besar. Dalam kondisi pasar yang sangat fluktuatif ini, banyak CTA merasa bahwa strategi nilai relatif dapat memberikan keuntungan yang lebih stabil karena tidak terlalu bergantung pada pergerakan harga aset secara keseluruhan.
Sebagai contoh, dengan menggunakan strategi nilai relatif, CTA dapat memanfaatkan perbedaan harga yang muncul di pasar obligasi atau pasar komoditas, yang mungkin terdistorsi akibat reaksi pasar terhadap berita ekonomi atau kebijakan pemerintah.
2. Kesulitan dalam Memprediksi Arah Pasar
Memperkirakan arah pasar, terutama dalam situasi yang penuh ketidakpastian global, semakin sulit. Sebagian besar CTA tradisional mengandalkan prediksi arah harga jangka panjang, tetapi dengan risiko resesi ekonomi yang terus meningkat dan perubahan kebijakan fiskal atau moneter, strategi semacam itu semakin berisiko. Perdagangan nilai relatif menawarkan pendekatan yang lebih canggih dengan mengandalkan analisis perbandingan antara instrumen yang relevan, mengurangi ketergantungan pada prediksi arah pasar secara keseluruhan.
3. Keterbatasan dalam Diversifikasi Portofolio
Untuk menghadapi ketidakpastian pasar, banyak CTA mencari cara untuk mendiversifikasi portofolio mereka, mengurangi risiko total, dan meningkatkan potensi pengembalian. Perdagangan nilai relatif dapat memberikan diversifikasi lebih dalam portofolio mereka, karena strategi ini memungkinkan mereka untuk mengeksekusi transaksi di berbagai instrumen yang saling terkait tanpa terpapar pada risiko arah harga tunggal. Misalnya, dengan mengambil posisi long pada satu aset dan posisi short pada aset terkait lainnya, seorang trader nilai relatif dapat mengurangi eksposur terhadap fluktuasi harga pasar secara keseluruhan.
4. Peningkatan Ketersediaan Data dan Teknologi
Di era digital saat ini, analisis data besar (big data) dan kecerdasan buatan (AI) telah memberikan keuntungan besar bagi CTA dalam mengidentifikasi peluang perdagangan nilai relatif. Dengan penggunaan algoritma yang canggih, para trader dapat mengakses dan menganalisis data pasar dalam waktu nyata untuk menemukan peluang arbitrase dan perbedaan harga yang mungkin tidak terlihat oleh trader manusia. Selain itu, teknologi ini memungkinkan mereka untuk lebih cepat menanggapi perubahan kondisi pasar dan menyesuaikan posisi mereka secara otomatis.
Dampak Perdagangan Nilai Relatif terhadap Pasar
Strategi nilai relatif dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar global, terutama dalam hal likuiditas dan efisiensi harga. Perdagangan nilai relatif sering kali mengarah pada penemuan harga yang lebih cepat dan penyempitan spread bid-ask, karena para trader terus-menerus mencari ketidakseimbangan harga antara instrumen terkait. Hal ini dapat membantu meningkatkan efisiensi pasar, meskipun juga dapat menambah kompleksitas dalam memprediksi pergerakan pasar jangka pendek.
Namun, perdagangan nilai relatif juga membawa tantangan tersendiri, seperti risiko model matematis yang salah atau keterbatasan data. Jika model yang digunakan untuk mengidentifikasi peluang arbitrase tidak akurat atau ada perubahan mendadak dalam pasar, risiko kerugian dapat meningkat.