BACA BERITA

Golkar Pasang Badan untuk Bahlil: "Tudingan Penipu Itu Tak Beralasan!"

Author: matauang Category: Politik
JAKARTA — Pernyataan keras disampaikan Partai Golkar menyusul tudingan terhadap Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang disebut sebagai "penipu" dalam polemik tambang nikel di Pulau Gag, Raja Ampat. Wakil Ketua Umum Golkar, Idrus Marham, menilai tuduhan tersebut tidak hanya keliru, tetapi juga sama sekali tidak berdasar.

Menurut Idrus, aksi demonstrasi yang terjadi saat kedatangan Bahlil di Bandara DEO Sorong, Sabtu (7/6), penuh dengan kekeliruan informasi. Ia menjelaskan bahwa izin usaha pertambangan (IUP) di lokasi tersebut dikeluarkan pada tahun 2017, jauh sebelum Bahlil masuk kabinet. Saat itu, kursi Menteri ESDM diduduki oleh Ignasius Jonan.

“Pak Bahlil baru masuk ke pemerintahan sebagai Kepala BKPM di tahun 2019, lalu menjabat Menteri ESDM mulai 2022. Jadi tuduhan yang menyebut beliau penipu, jelas tidak punya dasar,” tegas Idrus dalam siaran persnya, Senin (9/6/2025).

Langkah Cepat yang Dipuji

Idrus justru memberikan apresiasi terhadap langkah cepat Bahlil yang langsung terjun ke lapangan untuk melihat situasi secara langsung. Baginya, itu adalah sikap seorang pemimpin sejati yang tak lari dari persoalan, melainkan memilih untuk hadir dan berdialog.

"Pak Bahlil itu bukan pemimpin yang gemar sembunyi di balik meja. Ia turun langsung ke masyarakat, mendengar suara-suara dari bawah, dan mencari solusi dari akarnya," ujar Idrus menambahkan.

Imbauan untuk Bersikap Objektif

Golkar pun mengajak publik, khususnya para demonstran, untuk melihat persoalan ini secara utuh dan objektif. Idrus menyayangkan aksi protes yang dianggapnya minim pemahaman terhadap konteks kebijakan dan sejarah izin tambang di kawasan tersebut.

“Kalau hanya melihat dari permukaan dan menyebar label tanpa fakta, itu bisa mencederai semangat demokrasi,” tandasnya.

Aksi di Sorong dan Tuntutan Aktivis

Sebelumnya, suasana sempat memanas di Bandara DEO Sorong saat Bahlil dan rombongan tiba untuk kunjungan ke lokasi tambang. Sekelompok aktivis dari Koalisi Selamatkan Alam dan Manusia Papua menggelar demonstrasi. Mereka membawa spanduk penolakan dan meneriakkan kecaman, termasuk menyebut Bahlil dengan sebutan yang bernada negatif.

Aksi itu berlangsung sekitar pukul 06.22 WIT, bertepatan dengan kedatangan Bahlil. Massa juga menuntut pencabutan izin tambang yang beroperasi di pulau-pulau wilayah Raja Ampat.

Meski demikian, Bahlil tetap melanjutkan kunjungannya dan menyampaikan bahwa pemerintah terbuka terhadap aspirasi masyarakat, selama disampaikan dengan data dan niat membangun.