Pasar kripto jatuh dalam 24 jam terakhir. Apalagi, harga Bitcoin melorot serta kesusahan menembus US$ 70 ribu gara- gara Wall Street Journal( WSJ) memberi tahu terdapatnya penyelidikan Kementerian Kehakiman Amerika Serikat( AS) terhadap penerbit stablecoin Tether.
Bersumber pada informasi dari Coinmarketcap, Sabtu( 26/ 10/ 2024) jam 09. 20 Wib, kapitalisasi pasar kripto global terkoreksi 2, 7% jadi US$ 2, 26 triliun dalam 24 jam. Kripto dengan kapitalisasi pasar terbanyak, Bitcoin( BTC) terpangkas 2, 2% dalam 24 jam terakhir. Dikala ini, harga Bitcoin di tingkat US$ 66. 438 per koin ataupun setara Rp 1, 04 miliyar( kurs, Rp 15. 695).
Perihal seragam pula terjalin pada Ethereum( ETH) yang anjlok 3, 3% jadi US$ 2. 436 per koin. Sebaliknya Binance( BNB) ambles 3, 4% dalam 24 jam. Sehingga BNB dibanderol dengan harga US$ 574 per koin.
Dilansir dari CoinDesk, harga Bitcoin nyaris memegang US$ 70 ribu, tetapi berputar jatuh sehabis laporan investigasi Kementerian Kehakiman AS( DOJ) terhadap penerbit stablecoin Tether terpaut dugaan pelanggaran sanksi serta ketentuan anti pencucian duit.
Stablecoin, tipe mata duit kripto yang nilainya dipatok pada peninggalan lain semacam dolar AS, menarik atensi sebab stabilitasnya di pasar. Tether( USDT) merupakan stablecoin terbanyak dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 120 miliyar serta jadi yang sangat banyak digunakan di dunia.
Pada dini perdagangan, harga kripto hadapi peningkatan signifikan, dengan bitcoin( BTC) nyaris menggapai US$ 69 ribu. Bitcoin diprediksi hendak berupaya menembus tingkat US$ 70 ribu buat awal kalinya dalam 3 bulan terakhir pada perdagangan akhir minggu ini.
Tidak lama sehabis laporan ini tersebar, Chief Technology Officer Tether Paolo Ardoino merespons di platform X. Ardoino menyebut laporan WSJ selaku‘ kebisingan lama yang diulang’. Bagi Ardoino, tidak terdapat gejala kalau Tether dikala ini lagi dalam penyelidikan.