https://matauang.com/ Hasil imbang yang memicu kemarahan dan perdebatan sengit mewarnai laga terakhir Grup B putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Tim nasional Palestina harus menelan pil pahit setelah ambisi mereka melaju ke babak selanjutnya dihancurkan oleh keputusan penalti yang meragukan di menit-menit akhir pertandingan melawan Oman di Stadion King Abdullah II pada Selasa (10/6/2025).
Drama di Lapangan: Unggul Pemain, Kalah Poin
Pertandingan krusial yang seharusnya menjadi penentu nasib Palestina di hadapan pendukung sendiri justru diwarnai oleh performa yang dianggap kurang maksimal dari tim berjuluk "Ksatria". Statistik menunjukkan penguasaan bola yang timpang, dengan Palestina hanya mencatatkan 30 persen berbanding 60 persen milik Oman. Meski demikian, Palestina mampu mencuri keunggulan lewat gol Oday Ali Abdulrahim Kharoub sebelum jeda babak pertama. Situasi tampak semakin memihak Palestina di babak kedua ketika pemain Oman, Harib Al-Saadi, diusir wasit.
Keunggulan jumlah pemain seharusnya menjadi modal emas bagi Ksatria untuk mengunci kemenangan. Namun, di sinilah drama sesungguhnya dimulai. Hanya beberapa detik sebelum peluit akhir dibunyikan, wasit menunjuk titik putih untuk Oman. Keputusan ini sontak memicu kegaduhan.
Keputusan Wasit yang Mempertanyakan Integritas
Tayangan ulang pertandingan dengan jelas memperlihatkan bahwa pemain Oman yang terjatuh di kotak terlarang tampak seperti melakukan diving saat mencoba berduel udara dengan pemain Palestina, alih-alih dilanggar secara sah. "Penalti. Sebuah kata yang berat dan akhirnya mengubah narasi pertandingan ini," tulis Football Palestine dengan nada geram. Mereka menambahkan, "Bagi mereka yang baru mengenal sepak bola Asia dan cobaan serta kesengsaraan tim nasional Palestina, pertandingan hari Selasa adalah ujian berat. Keputusan yang gagal yang tidak akan diterima di tempat lain di dunia sepak bola, tetapi entah bagaimana dianggap tidak layak untuk dipertimbangkan oleh wasit."
Komentar tersebut tidak hanya menyoroti keparahan keputusan wasit, tetapi juga menyiratkan adanya dugaan ketidakadilan yang sistematis dalam sepak bola Asia yang kerap merugikan tim seperti Palestina. Gol penalti yang mengubah skor menjadi 1-1 itu tidak hanya merampas dua poin penting dari Palestina, tetapi juga menghancurkan mimpi mereka untuk melaju ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Palestina Merasa Dirampok Kemenangan
"Pertandingan ini bukan hanya tentang keputusan penalti yang membuat Oman bermain imbang 1-1 dengan hampir tidak ada waktu tersisa. Itu adalah pertandingan yang sulit, yang dimenangkan Palestina selama hampir sepuluh menit terakhir," tambah Football Palestine, menegaskan bahwa tim Ksatria merasa telah dirampok kemenangannya. Kontroversi ini dipastikan akan memicu perdebatan panjang tentang integritas wasit dan standar pengambilan keputusan dalam pertandingan-pertandingan krusial, terutama yang melibatkan tim-tim dengan tekanan politik dan emosional tinggi seperti Palestina. Apakah ada agenda tersembunyi di balik keputusan penalti yang janggal ini, ataukah ini murni kesalahan fatal dari pengadil lapangan?