Jakarta – Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan dalam waktu dekat. Nilainya diprediksi menembus USD 130 miliar atau sekitar Rp 2.100 triliun pada tahun 2025, mencakup sekitar 44% dari total ekonomi digital di Asia Tenggara.
“Sejak tahun 2017, ekonomi digital Indonesia telah tumbuh delapan kali lipat, didominasi oleh sektor e-commerce,” ungkap Ricky Kusmayadi, Deputi Bidang Teknologi Informasi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, dalam peluncuran data center JK1 di Jakarta Selatan, Kamis (15/5/2025).
Lebih jauh, Ricky memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, ekonomi digital RI akan mencapai USD 360 miliar (sekitar Rp 5.953 triliun), yang akan menyumbang 11% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan target kontribusi 20% pada tahun 2045.
Investasi Data Center Dorong Transformasi Digital
Investasi Equinix dalam menghadirkan data center baru di Jakarta dinilai sejalan dengan upaya pemerintah mendorong transformasi digital sebagai sektor prioritas demi mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.
“Indonesia memiliki strategi utama transformasi ekonomi yang dituangkan dalam RPJMN 2025–2029, salah satunya adalah Transformasi Digital. Ini menjadi landasan dalam memperkuat ketahanan nasional jangka panjang,” jelas Ricky.
Equinix secara resmi membuka fasilitas JK1 Jakarta International Business Exchange (IBX) yang berlokasi di Jakarta, hasil kolaborasi dengan Astra Internasional.
Menurut Jon Li, Chief Business Officer Equinix, pusat data ini tidak hanya menawarkan fasilitas penyimpanan data, tapi juga mendorong pengembangan ekosistem mitra dan inovator guna mempercepat implementasi artificial intelligence (AI) di Indonesia.
Indonesia, Pemain Kunci Pusat Data Asia Tenggara
Ricky menambahkan bahwa Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemain utama dalam sektor pusat data. Diperkirakan pada tahun 2028, kapasitas pusat data di Tanah Air bisa mencapai 936 megawatt, meningkat lebih dari 210% dari kapasitas saat ini yang sekitar 430 megawatt.
“Dengan tingkat permintaan yang tinggi, konektivitas yang mumpuni, kesiapan AI, serta biaya energi dan lahan yang kompetitif, Indonesia memiliki peluang besar untuk pertumbuhan pusat data. Kebijakan moratorium dari negara tetangga juga memberi nilai tambah bagi Indonesia,” ujar Ricky.
Ia meyakini, investasi ini dapat memberikan dampak besar terhadap perekonomian, pengembangan sumber daya manusia, serta mempercepat transformasi digital nasional. Ricky berharap, kehadiran Equinix dapat menarik lebih banyak perusahaan multinasional masuk ke Indonesia dan mendorong inovasi domestik serta daya saing ekonomi nasional melalui ekosistem internet global yang saling terhubung.