BACA BERITA

Inklusi Asuransi Masih 28,05%, Anak Muda Jadi Incaran

Author: matauang Category: Keuangan
Inklusi asuransi di Indonesia masih menunjukkan angka yang relatif rendah, yakni sebesar 28,05%. Angka ini menunjukkan bahwa kurang dari sepertiga populasi Indonesia memiliki akses atau telah menggunakan produk asuransi. Meskipun demikian, sektor asuransi terus berupaya meningkatkan penetrasi dengan fokus khusus pada segmen anak muda sebagai pasar potensial yang sangat besar.

Mengapa Inklusi Asuransi Masih Rendah?

Beberapa faktor utama yang menyebabkan rendahnya inklusi asuransi di Indonesia antara lain:

  • Kurangnya edukasi dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya asuransi sebagai proteksi keuangan.

  • Persepsi bahwa asuransi mahal dan tidak terlalu dibutuhkan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

  • Akses yang terbatas di daerah-daerah terpencil serta kurangnya produk yang sesuai dengan kebutuhan beragam lapisan masyarakat.

Anak Muda Sebagai Target Utama

Perusahaan asuransi kini mulai mengalihkan fokus pemasaran mereka kepada generasi muda. Anak muda dianggap sebagai calon nasabah potensial karena beberapa alasan:

  • Kebutuhan proteksi yang mulai muncul, seperti asuransi kesehatan, jiwa, dan pendidikan.

  • Kemampuan adaptasi terhadap teknologi yang tinggi, sehingga lebih mudah dijangkau melalui aplikasi digital dan platform online.

  • Kesadaran finansial yang semakin berkembang, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang mulai peduli dengan pengelolaan risiko keuangan.

Strategi Menjangkau Anak Muda

Untuk menggaet anak muda, perusahaan asuransi melakukan beberapa inovasi, seperti:

  • Mengembangkan produk asuransi yang simpel dan fleksibel, dengan premi terjangkau.

  • Memanfaatkan teknologi digital, seperti aplikasi mobile yang memudahkan pembelian dan klaim asuransi.

  • Menggencarkan edukasi melalui media sosial dan influencer untuk meningkatkan literasi asuransi.

Harapan ke Depan

Peningkatan inklusi asuransi akan memberikan manfaat besar bagi stabilitas ekonomi masyarakat, karena asuransi dapat menjadi penyangga saat terjadi risiko finansial tak terduga. Dengan anak muda sebagai ujung tombak, diharapkan penetrasi asuransi di Indonesia bisa meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.