Matauang.com - Beragam sentimen dari dalam maupun luar negeri akan mengiringi gerak pasar keuangan Indonesia pada perdagangan pekan depan. tercatat ada dua agenda penting dari dua negara dengan ekonomi terkuat dunia, yakni tingkat inflasi dari China dan Amerika Serikat.
Pada Senin (9/9/2024) China akan mengumumkan tingkat inflasi konsumen tahunan maupun bulanan serta tingkat inflasi produsen.
Konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics memperkirakan inflasi China pada Agustus akan tumbuh lebih cepat menjadi 0,7% year-on-year (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya tumbuh 0,5% yoy. Sementara inflasi bulanan diperkirakan akan stabil di 0,3% month on month (mom).
Prediksi inflasi China akan tumbuh untuk tujuh bulan beruntun seiring dengan meningkatnya stimulus dari Beijing untuk mendongkrak konsumsi.
Pada hari yang sama, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan survey Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia untuk periode Agustus 2024. IKK pada bulan Juli tercatat 123,4. naik tipis dibandingkan Juni 2024 senilai 123,3.
Kenaikan IKK didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang juga meningkat. Hal tersebut mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Kemudian, pada Selasa (10/9/2024) akan rilis neraca dagang China berserta nilai ekspor dan impor untuk periode Agustus 2024.
Berdasarkan data Trading Economics, neraca dagang China diperkirakan turun pada Agustus 2024 menjadi US$83,9 miliar. Sebelumnya tercatat US$84,65 miliar pada Juli 2024.
Proyeksi neraca dagang Negeri Tirai Bambu tersebut turun akibat tingkat ekspor yang tumbuh melambat menjadi 6,5% yoy pada Agustus, dibandingkan Juli tumbuh lebih ekspansif yakni 7% yoy. Sementara tingkat impor diperkirakan hanya tumbuh 2% yoy dibandingkan Juli 2024 7,2% yoy.
Data perdagangan dari china penting mengingat negara tersebut adalah mitra utama perdagangan Indonesia baik ekspor maupun impor.
Keesokan harinya, pada Rabu (11/9/2024) data yang paling ditunggu oleh pelaku pasar sejagad, yakni inflasi konsumen Amerika Serikat.
Data ini sangat penting demi mengukur atau memproyeksi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve atau The Fed yang diharapkan terjadi pada pertemuan bulan ini.
KonsensusTrading Economics memperkirakan tingkat inflasi AS pada Agustus lebih dingin menjadi 2,6% yoy, dibandingkan Juli yang tumbuh 2,9%. Sementara inflasi tahunan dan inflasi inti diperkirakan stagnan.
Data inflasi konsumen akan dilengkapi oleh data inflasi produsen dan tenaga kerja yang diumumkan keesokan harinya, Kamis (12/9/2024).
Inflasi produsen AS diperkirakan meningkat 0,2% yoy pada Agustus 2024 dibandingkan bulan sebelumnya 0,1% yoy.
Jika data inflasi konsumen dan produsen semakin mendingin, harapan pelaku pasar agar tren suku bunga tinggi terhenti bulan ini akan terwujud.
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed diperkirakan akan mengakhiri tren suku bunga tinggi dengan melakukan pemangkasan suku bunga,
Berdasarkan perangkat Fedwatch, probabilitas suku bunga The Fed akan turun sebesar 25 basis poin yakni senilai 57%. Sedangkan pasar melihat ada peluang The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin. Adapun probabilitasnya sebesar 43%.
Di sisi lain, Bank Sentral Eropa diproyeksi akan memangkas suku bunga simpanannya sebesar 25 basis poin pada 12 September dan sekali lagi pada Desember, menurut mayoritas ekonom dalam jajak pendapat Reuters.
Hampir 85% ekonom, 64 dari 77, meramalkan ECB akan menurunkan suku bunga deposito sebesar 25 bps minggu depan dan sekali lagi pada bulan Desember, sehingga suku bunga deposito menjadi 3,25%.
Meskipun inflasi turun menjadi 2,2% pada bulan Agustus, yang merupakan angka terendah dalam tiga tahun, dan pertumbuhan upah yang melambat telah memberikan lampu hijau bagi ECB untuk melakukan pelonggaran lagi minggu depan, para ekonom telah mempertahankan pandangan mereka sejak April tentang total tiga pengurangan tahun ini. Pasar memperkirakan hampir empat pemotongan.