BACA BERITA

Jelang Pemilu AS, Dana Asing Kabur dari RI Rp 12 Triliun Sebulan

Author: matauang Category: Keuangan
Matauang.com - Sepanjang pekan terakhir Oktober lagi-lagi asing keluar dari pasar domestik seiring dengan antisipasi pemilu Amerika Serikat (AS) yang makin dekat dan pengumuman kebijakan moneter The Fed.

Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi 28 - 31 Oktober 2024, investor asing secara agregat tercatat jual neto sebesar Rp4,86 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,53 triliun di pasar saham, jual neto sebesar Rp3,95 triliun di pasar SBN, dan beli neto sebesar Rp1,63 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Lebih lanjut, net foreign sell yang terjadi sepanjang pekan ini semakin memperpanjang tren jual neto menjadi selama empat pekan beruntun atau sebulan penuh menjadi Rp12,58 triliun.

Meski begitu, jika melihat dengan term lebih jauh sejak awal tahun sampai akhir Oktober, aliran dana asing masih tercatat beli neto sebanyak Rp39,91 triliun di pasar saham, Rp43,51 triliun di pasar SBN, dan Rp200 triliun di SRBI.

Derasnya dana asing keluar dari pasar keuangan domestik terjadi di tengah melesatnya indeks dolar Amerika Serikat (AS) DXY dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun. Kenaikan dua hal ini memicu aliran dana kembali ke AS untuk sementara waktu.

Pantauan CNBC Indonesia sampai dengan penutupan perdagangan kemarin Jumat (1/10/2024) DXY kembali melesat 0,41% dalam sehari ke 104,31. Posisi ini setara dengan titik tertinggi-nya sejak 1 Agustus 2024 atau sekitar dua bulan lalu.

Imbal hasil US10Y juga nampak ikut melesat lebih dari 2% pada kemarin menjadi 4,38% menandai rekor tertinggi-nya sejak lebih dari tiga bulan lalu.

Ekonom Ciptadana Sekuritas Asia, RennoPrawira menyampaikan bahwa ketidakpastian politik di AS menjelang pemilu presiden 2024 juga memperkuat indeks dolar, dengan investor mulai memperhitungkan potensi kemenangan calon presiden AS Donald Trump.

Seperti yang terlihat pada Pilpres 2016, kemenangan Trump saat itu mendorong penguatan signifikan pada dolar AS. Indeks DXY naik dari 97 pada hari pemungutan suara (8 November 2016) menjadi 102 pada akhir tahun tersebut.