Matauang.com - Nilai tukar rupiah berhasil
rebound dan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini Jumat (13/09/2024) bersamaan dengan optimisme pasar akan rencana pemangkasan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed).
Melansir dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup pada level Rp15.395/US$, menguat 0,19% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. Namun sebaliknya, selama sepekan ini rupiah tercatat alami penurunan sebesar 0,23% dari penutupan minggu lalu.
Bersamaan dengan penguatan rupiah, indeks dolar AS (DXY) terpantau melemah ke titik 101,033 dengan turun sebesar 0,33%.
Rupiah menguat pada penutupan hari ini, didorong oleh optimisme pasar mengenai kemungkinan The Fed akan mengurangi suku bunga secara perlahan. Optimisme ini muncul setelah rilis data inflasi AS untuk Agustus 2024.
Menurut laporan dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS, indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2% bulanan pada Agustus, konsisten dengan bulan sebelumnya dan sesuai prediksi pasar. Secara tahunan, inflasi IHK mencapai 2,5%, lebih rendah dari perkiraan 2,6% dan lebih rendah dari 2,9% pada Juli 2024.
Inflasi inti IHK AS meningkat 0,3% bulanan, sedikit di atas perkiraan 0,2%, namun tahunan tetap di 3,2%, sesuai proyeksi pasar. Sementara itu, indeks harga produsen (IHP) AS naik 0,2%, melampaui estimasi 0,1%. IHP inti juga naik 0,3%, di atas proyeksi 0,2%.
Klaim tunjangan pengangguran mencapai 230.000 untuk pekan yang berakhir 7 September, sesuai ekspektasi. Tingkat pengangguran AS turun ke 4,2% pada Agustus dari 4,3% pada Juli.
Kombinasi stabilitas pasar tenaga kerja dan perlambatan inflasi mengurangi kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunga hingga 50 basis poin minggu depan.
Namun, pasar masih berharap ada penurunan suku bunga yang lebih moderat. CME FedWatch Tool memperkirakan kemungkinan 61% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 5,00%-5,25%.