Bangkok – Ketegangan di perbatasan Thailand dan Kamboja kembali meningkat memasuki hari ketiga pada Sabtu (26/7), meskipun ada desakan dari Phnom Penh untuk segera menghentikan konflik melalui gencatan senjata. Otoritas Thailand melaporkan bahwa jumlah korban jiwa dari serangan militer Kamboja terus bertambah, kini mencapai minimal 20 orang.
Pertempuran di wilayah perbatasan yang sudah berlangsung lama ini kembali memanas, melibatkan berbagai alat berat dan pasukan darat. Konflik yang pecah pada Kamis (24/7) lalu, melibatkan pesawat tempur, artileri, tank, dan pasukan darat, dan terus berlanjut hingga Sabtu.
Menurut laporan AFP, pada Sabtu pagi sekitar pukul 05.00 waktu setempat, terjadi bentrokan kembali di wilayah perbatasan. Kamboja menuduh militer Thailand menembakkan lima peluru artileri berat ke beberapa lokasi di Provinsi Pursat yang berbatasan dengan Provinsi Trat di Thailand. Sementara itu, militer Thailand melaporkan pertempuran terjadi di daerah Ban Chamrak, Distrik Muang, pada akhir pekan ini.
Dari kota Samraong di Kamboja, dekat daerah pegunungan yang berhutan lebat, jurnalis AFP melaporkan bahwa wilayah tersebut menjadi lokasi pertempuran paling sengit, terdengar dentuman artileri pada Sabtu siang. Seorang warga desa Thailand yang sedang berlindung di bunker di Provinsi Sisaket, hanya 10 kilometer dari perbatasan, juga melaporkan mendengar suara tembakan artileri.
Data terbaru dari militer Thailand menunjukkan bahwa lima tentaranya meninggal dunia pada Jumat (25/7), sehingga total korban tewas di kedua negara kini mencapai minimal 20 orang, termasuk 14 warga sipil dan enam tentara Thailand. Di pihak Kamboja, Kementerian Pertahanan melaporkan bahwa setidaknya 13 orang tewas, terdiri dari delapan warga sipil dan lima tentara, sementara lebih dari 70 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang terus berlangsung.
Secara keseluruhan, jumlah korban tewas dalam konflik ini mencapai sekitar 33 orang, angka yang lebih tinggi dibandingkan pertempuran besar terakhir pada 2008 dan 2011 yang mencatat 28 korban jiwa.
Konflik ini juga menyebabkan evakuasi besar-besaran. Lebih dari 138.000 warga Thailand telah dievakuasi dari kawasan perbatasan, sementara lebih dari 35.000 warga Kamboja harus meninggalkan rumah mereka karena ketegangan yang meningkat.
Duta Besar Kamboja untuk PBB, Chhea Keo, setelah pertemuan Dewan Keamanan PBB, menyerukan agar gencatan senjata segera dilakukan tanpa syarat. Di sisi lain, Thailand belum memberikan respons resmi, namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, menyatakan bahwa Bangkok terbuka untuk dialog, dengan kemungkinan melibatkan Malaysia yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN.