Ratusan orang ditahan otoritas Prancis selama perayaan kemenangan klub sepakbola Paris Saint-Germain (PSG) di Liga Champions yang diwarnai aksi kekerasan. Pada gelombang kedua penangkapan, ada 79 orang ditangkap.
Rentetan penangkapan itu, seperti dilansir AFP, Senin (2/6/2025), dilakukan Kepolisian Prancis sepanjang Minggu (1/6) waktu setempat. Parade kemenangan PSG digelar tidak hanya di sepanjang Champs Elysees, tapi juga di stadion Parc des Princes yang penuh sesak di pinggiran Paris.
Pada gelombang penangkapan pertama pada Sabtu (31/5) malam, menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, lebih dari 500 orang ditangkap oleh polisi di berbagai wilayah Prancis. Penangkapan ini dilakukan setelah lebih dari 200 mobil dibakar dan personel kepolisian bentrok dengan gerombolan pemuda.
"Kami melihat kebangkitan individu yang didorong oleh niat jahat yang sebenarnya bukan dari para pendukung PSG," ucap Kepala Kepolisian Paris, Lautent Nunez, kepada radio RTL.
"Kami menangkap 79 orang, beberapa dari mereka ditangkap pada malam hari," sebutnya.
Nunez mengatakan bahwa ketertiban masyarakat telah dipulihkan sebelum fajar. Beberapa orang ditangkap karena merobohkan pembatas jalan dan sempat memblokir jalan lingkar di sekitar Paris. Sementara sejumlah orang lainnya berupaya merusak pusat-pusat bisnis atau menyalakan kembang api di area Champs Elysees.
Rentetan aksi kekerasan menyusul perayaan kemenangan PSG itu juga menewaskan sedikitnya dua orang. Salah satu korban tewas merupakan seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang meninggal setelah ditikam di bagian dada di kota Dax.
Satu korban tewas lainnya merupakan seorang pria berusia 23 tahun tewas setelah ditabrak kendaraan saat mengendarai skuter di pusat kota Paris. Sementara itu, seorang polisi setempat jatuh koma setelah terluka akibat letupan kembang api.
Presiden Emmanuel Macron, dalam pernyataannya, mengutuk insiden mematikan itu sebagai kekerasan yang "tidak dapat diterima".