BACA BERITA

Kebijakan Perang Dagang AS Bikin Rupiah Terpuruk, Pagi Ini Sentuh Rp15.765 per Dolar AS

Author: matauang Category: Keuangan
Jakarta, 19 November 2024 — Mata uang rupiah kembali tertekan di hadapan dolar AS, dengan nilai tukar pagi ini menyentuh angka Rp15.765 per dolar AS. Penurunan nilai tukar rupiah ini menjadi sorotan utama, dan banyak yang memandangnya sebagai dampak langsung dari kebijakan perang dagang yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah negara besar di dunia. Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam ketegangan perdagangan AS-China, kebijakan perdagangan global dan dampaknya terhadap perekonomian dunia turut mempengaruhi pasar valas, termasuk nilai tukar rupiah.

Perang Dagang AS: Dampak Global yang Mempengaruhi Indonesia

Perang dagang yang dimulai antara Amerika Serikat dan China sejak 2018 telah menciptakan ketidakpastian dalam pasar global. Meskipun kesepakatan dagang antara kedua negara sempat tercapai, kebijakan ekonomi dan tarif yang dikenakan AS terhadap negara-negara lain masih tetap berlanjut. Kebijakan proteksionis ini menciptakan ketegangan di pasar internasional dan memberikan dampak langsung pada negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Peningkatan tarif impor yang dikenakan oleh AS tidak hanya mempengaruhi negara mitra dagang langsung, tetapi juga mempengaruhi aliran investasi, nilai tukar mata uang, dan stabilitas ekonomi di negara-negara lain. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, merasakan dampak dari ketegangan ini.

Rupiah Terpuruk, Tekanan Berkelanjutan

Pada pagi ini, nilai tukar rupiah tercatat pada angka Rp15.765 per dolar AS, sebuah penurunan signifikan dibandingkan beberapa pekan lalu yang berkisar di level Rp15.600 hingga Rp15.700. Penurunan ini diperkirakan terkait dengan sejumlah faktor, di antaranya adalah:

  1. Kebijakan Suku Bunga AS Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Sentral AS (The Federal Reserve) untuk mengatasi inflasi berdampak langsung pada kekuatan dolar AS. Ketika suku bunga AS naik, banyak investor internasional yang beralih ke dolar AS karena dianggap lebih menguntungkan. Hal ini membuat permintaan terhadap dolar meningkat dan, pada gilirannya, menekan nilai tukar mata uang negara lain, termasuk rupiah.

  2. Aliran Modal Asing yang Tertahan Ketegangan global dan kebijakan perang dagang AS yang mempengaruhi stabilitas pasar finansial membuat aliran modal asing ke negara berkembang seperti Indonesia menjadi lebih terbatas. Banyak investor yang memilih untuk menempatkan dananya di aset-aset yang lebih aman, seperti obligasi pemerintah AS atau emas, yang menyebabkan tekanan pada mata uang negara berkembang.

  3. Kondisi Ekonomi Indonesia Meskipun Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang stabil, ketergantungan pada impor barang dan bahan baku, serta utang luar negeri yang cukup tinggi, membuat rupiah sangat rentan terhadap perubahan ekonomi global. Ketidakpastian perdagangan internasional turut memperburuk kondisi tersebut.

Upaya Pemerintah Mengatasi Pelemahan Rupiah

Pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia terus berupaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat nilai tukar rupiah. Beberapa langkah yang diambil termasuk:

  1. Intervensi di Pasar Valas: Bank Indonesia sering melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga kestabilan rupiah. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi volatilitas dan menstabilkan nilai tukar rupiah.

  2. Diversifikasi Ekonomi: Pemerintah berusaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor dengan mendorong pengembangan sektor-sektor industri domestik dan sektor ekspor yang dapat memberikan cadangan devisa.

  3. Memperkuat Cadangan Devisa: Bank Indonesia juga berusaha untuk memperkuat cadangan devisa negara melalui kebijakan moneter yang dapat mendukung stabilitas nilai tukar rupiah di pasar internasional.

Pelemahan rupiah yang terjadi pagi ini, yang menyentuh angka Rp15.765 per dolar AS, tidak dapat dipisahkan dari dampak kebijakan perang dagang AS yang mempengaruhi ekonomi global. Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam konflik ini, dampaknya terasa sangat besar terhadap nilai tukar rupiah dan stabilitas ekonomi domestik. Diperlukan kebijakan yang hati-hati dan terkoordinasi untuk menjaga daya saing ekonomi Indonesia dan memitigasi dampak buruk dari ketegangan perdagangan internasional.