Matauang.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan perekonomian Indonesia mengalami stagnasi selama dua dekade terakhir. Hal ini menjadi tantangan dalam upaya pembangunan nasional untuk mewujudkan visi Indonesia Emas pada 2024.
Pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang bertujuan untuk membantu mewujudkan tujuan Indonesia Emas 2045.
Namun Rachmat mengatakan, masih terdapat beberapa tantangan dalam pembangunan nasional, salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi yang terus menurun sehingga membuat Indonesia selama bertahun-tahun tergolong negara berpendapatan menengah.
"Perekonomian kita tumbuh stagnan di kisaran 5 persen selama 20 tahun terakhir. Akibatnya, kita terjebak di kelas menengah selama lebih dari 30 tahun," katanya di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa, 19 November.
Tantangan lainnya, katanya, adalah kualitas sumber daya manusia Indonesia yang masih rendah. Rachmat mengatakan indeks modal manusia Indonesia hanya 0,54 persen, jauh di bawah indeks Singapura yang mencapai 0,88. Tingkat keterampilan juga perlu ditingkatkan, seperti yang ditunjukkan oleh Program for International Student Assessment (PISA), di mana skor Indonesia berada di urutan ketiga dibandingkan dengan rata-rata negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah, pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan. Jika ekonomi negara dapat tumbuh 7 persen dalam 20 tahun, Indonesia akan menjadi negara maju pada tahun 2038. Namun, pemerintah masih menargetkan pertumbuhan 8 persen dalam 5 tahun. "Ini sejalan dengan arahan Presiden terpilih Prabowo Subianto," katanya.
Rachmat mengatakan salah satu strategi pemerintah untuk mentransformasi perekonomian agar Indonesia bisa lepas dari perangkap negara berpendapatan menengah adalah dengan mendorong peningkatan produktivitas ekonomi melalui lima jalur pembangunan.
Jalur atau arah pertama adalah melakukan inovasi dan peningkatan produktivitas ekonomi dengan berbagai kebijakan struktural sosial dan pengembangan sektor ekonomi, khususnya industrialisasi. Kedua, penerapan ekonomi hijau. Ketiga, transformasi digital. Keempat, integrasi ekonomi domestik melalui penciptaan nilai dari rantai pasokan domestik. Dan terakhir, pengembangan kawasan perkotaan dan pedesaan dengan pusat pertumbuhan ekonomi.
Dalam RPJPN baru, industrialisasi difokuskan pada sektor prioritas, yaitu industrialisasi berbasis sumber daya alam, industrialisasi dasar, industrialisasi teknologi tinggi, dan industrialisasi padat karya seperti makanan dan minuman, tekstil, pakaian jadi dan alas kaki, serta industri kreatif.