Jakarta — Citi Indonesia mencatatkan penurunan signifikan pada portofolio kreditnya sebesar 11% pada kuartal pertama tahun 2025, yang berimbas pada penurunan laba bersih perusahaan sebesar 3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut laporan keuangan terbaru yang dirilis oleh Citi Indonesia, total kredit yang disalurkan oleh bank ini pada kuartal I-2025 mencapai RpXX triliun, turun dari RpXX triliun pada kuartal I-2024. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh perlambatan permintaan kredit di sektor korporasi dan konsumer, seiring dengan kondisi ekonomi yang masih mengalami ketidakpastian global dan domestik.
Meski demikian, Citi Indonesia berhasil mempertahankan kualitas aset yang cukup baik dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang tetap terkendali di level X%, menandakan manajemen risiko yang efektif di tengah tantangan pasar. Namun, penurunan volume kredit ini memberikan tekanan pada pendapatan bunga bersih (NIM) dan akhirnya berdampak pada laba bersih bank.
Laba bersih Citi Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat sebesar RpXX miliar, menurun 3% dibandingkan kuartal pertama 2024 yang mencapai RpXX miliar. Penurunan ini juga dipengaruhi oleh peningkatan biaya operasional dan beban provisi yang lebih tinggi akibat penyesuaian terhadap risiko kredit.
Manajemen Citi Indonesia menyatakan akan fokus pada strategi penguatan portofolio yang lebih selektif, peningkatan efisiensi operasional, serta ekspansi di segmen digital dan layanan keuangan berbasis teknologi untuk menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.
“Kami tetap optimis dengan prospek bisnis di semester kedua tahun ini, dengan fokus pada kualitas kredit dan layanan nasabah yang lebih inovatif,” ujar Direktur Utama Citi Indonesia dalam keterangannya.
Dengan kondisi ekonomi Indonesia yang terus beradaptasi terhadap perubahan global, termasuk tekanan inflasi dan suku bunga, sektor perbankan diharapkan dapat terus melakukan penyesuaian strategi agar tetap tumbuh berkelanjutan.