BACA BERITA

Krisis Rudal: Israel Kejar Target Hancurkan Peluncur Iran di Tengah Menipisnya Stok Pertahanan

Author: matauang Category: Politik
Israel tengah menghadapi tantangan besar dalam konfliknya dengan Iran, di mana tekanan semakin meningkat akibat terbatasnya persediaan sistem pencegat rudal. Sumber dari pemerintah Amerika Serikat mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, Israel telah menghabiskan sebagian besar persenjataan rudalnya untuk menanggapi serangan dari Iran.

Kekhawatiran pun merebak di kalangan pejabat Washington bahwa keterlibatan militer langsung AS ke Iran bisa memicu eskalasi lebih lanjut, mempercepat habisnya stok rudal pencegat yang dimiliki sekutu-sekutunya, termasuk Israel sendiri.

Lapisan Pertahanan yang Diuji

Israel mengandalkan sistem pertahanan berlapis yang terdiri dari Iron Dome untuk ancaman jarak pendek, David’s Sling untuk rudal jarak menengah dan berat, serta Arrow 2 dan Arrow 3 untuk menghadapi rudal balistik dan hipersonik di luar atmosfer.

Namun, mengisi kembali stok rudal, terutama untuk sistem Arrow, menjadi tantangan serius. Produksi pencegat rudal jenis ini sangat kompleks dan mahal, sehingga tidak bisa dengan cepat digantikan dalam jumlah besar.

Laporan menyebut bahwa sejak 13 Juni, Iran telah meluncurkan lebih dari 370 rudal balistik ke wilayah Israel. Meskipun sebagian besar berhasil dicegat, tekanan terhadap sistem pertahanan udara Israel kian berat.

Serangan Balasan dan Dominasi Udara

Dalam responsnya, militer Israel berhasil memperoleh keunggulan udara dalam empat hari pertama konflik dan telah melumpuhkan sekitar sepertiga infrastruktur peluncuran rudal Iran, menurut laporan resmi militer.

Jet-jet tempur Israel kini beroperasi bebas di atas wilayah udara Iran, termasuk Teheran, untuk menetralisir ancaman peluncur darat-ke-darat. Meski demikian, sebagian analis berpendapat bahwa ancaman utama bukan pada jumlah rudal, tetapi pada jumlah peluncur yang masih aktif.

Josh Paul, mantan pejabat Kementerian Luar Negeri AS, mengatakan bahwa fokus Israel tampaknya lebih terarah pada menghancurkan sistem peluncur daripada memblokir setiap serangan rudal.

Peran Amerika Serikat dan Ancaman Eskalasi

AS disebut aktif mendukung pertahanan Israel, termasuk dengan menembakkan rudal SM-3 dari kapal perusak USS Arleigh Burke di Laut Mediterania. Selain itu, sistem pertahanan seperti THAAD dan Patriot milik AS juga dikerahkan untuk menangkal serangan Iran.

Para analis mencatat bahwa penggunaan rudal SM-3 dalam konflik ini sangat tinggi, bahkan menyaingi intensitas operasi militer AS di Yaman pada tahun 2024.

Keterlibatan militer AS semakin mendalam. Beberapa negara Arab memperkirakan bahwa AS akan segera mengambil peran lebih agresif dalam operasi militer jika situasi tak terkendali. Batas antara dukungan defensif dan keterlibatan langsung pun semakin kabur.

Penambahan Kekuatan di Medan Konflik

Sebagai langkah antisipasi, AS terus mengerahkan kekuatan tambahan ke kawasan. Kapal induk USS Nimitz sedang menuju Timur Tengah dari Laut Cina Selatan, sementara USS Carl Vinson telah berada di wilayah tersebut.

Situasi ini menunjukkan bahwa konflik antara Israel dan Iran bukan hanya perang terbuka antara dua negara, tetapi juga arena geopolitik yang melibatkan kekuatan global dengan risiko eskalasi yang signifikan.