BACA BERITA

MATAUANG Rupiah Loyo, Dolar di Offshore Market Tembus Rp16.300

Author: matauang Category: Keuangan
Matauang.com - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pasar perdagangan pasar non-deliverable forward (NDF) mengalami tekanan.

Dilansir dari Refinitiv, pada Senin (9/6/2025) pukul 06:20 WIB di pasar NDF tampak rupiah terkoreksi diberbagai periode.

Untuk diketahui, NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali memengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Sebagai catatan, pada perdagangan resmi pekan ini, Kamis (5/6/2025), nilai tukar rupiah ditutup pada posisi Rp16.270/US$ atau menguat 0,09%. Sementara pada Jumat (6/6/2025) dan Senin (9/6/2025), pasar mengalami libur Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah dan Cuti Bersama Hari RayaIdul Adha 1446 Hijriah.

Nilai tukar mata uang Garuda di pasar NDF ini menunjukkan bahwa rupiah berpotensi mengalami koreksi.

Untuk periode satu bulan, NDF rupiah berada di angka Rp16.325/US$, sedangkan untuk periode dua bulan, rupiah berada di posisi Rp16.341/US$. Hal yang perlu diperhatikan yakni untuk enam bulan ke depan yakni rupiah yang berada di posisi Rp16.415/US$.

Potensi pelemahan rupiah ini bukan tanpa alasan, mengingat data tenaga kerja AS terpantau di atas ekspektasi pelaku pasar.

Sebagai informasi, indeks dolar AS (DXY) menguat pada Jumat pekan lalu setelah data pekerjaan AS terbaru menunjukkan 139.000 pekerjaan bertambah pada bulan Mei, sedikit lebih baik dari perkiraan ekonom sebesar 126.000.

Namun, revisi ke bawah pada angka April meredam sebagian optimisme ini.

Laporan tersebut muncul di tengah tanda-tanda terkini perlambatan ekonomi AS, yang meningkatkan kekhawatiran mengenai dampak negosiasi tarif yang sedang berlangsung dan apa yang mungkin akan diambil Federal Reserve selanjutnya.

Apresiasi DXY ini berpotensi menekan mata uang Garuda dalam beberapa waktu ke depan.