Matauang.com– Hari ini, 1 Mei 2025, seperti tahun-tahun sebelumnya sejak 1889, kaum pekerja atau buruh di seluruh dunia memperingati Hari Buruh Sedunia, atau dikenal juga sebagai
International Labour Day. Karena diperingati setiap awal bulan Mei, hari ini juga populer dengan sebutan
May Day.
May Day bukan sekadar hari libur biasa. Ia memiliki sejarah panjang, sakral, dan penting bagi perjuangan kelas pekerja di seluruh dunia.
Asal-usul May Day
Gerakan yang melatarbelakangi lahirnya May Day bermula di Amerika Serikat pada abad ke-19. Kala itu, para buruh menuntut hak-hak dasar mereka, terutama penetapan jam kerja maksimal delapan jam per hari.
Puncak dari gerakan ini terjadi di Chicago pada tahun 1886, yang dikenal sebagai Peristiwa Haymarket. Aksi unjuk rasa damai berubah menjadi kerusuhan setelah meledaknya bom saat demonstrasi, menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan menandai sejarah kelam perjuangan buruh.
Sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan terhadap peristiwa tersebut, Konferensi Sosialis Internasional di Paris pada tahun 1889 menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional.
Lebih dari Sekadar Peringatan
Hari Buruh bukan hanya momentum untuk mengenang sejarah. Lebih dari itu, ia merupakan simbol perjuangan panjang demi terciptanya kondisi kerja yang layak, upah yang adil, jam kerja manusiawi, serta jaminan sosial yang memadai.
Peringatan di Indonesia
Indonesia mulai memperingati Hari Buruh sejak tahun 1946. Namun, baru pada tahun 2013, melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2013, tanggal 1 Mei resmi ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Peringatan ini juga menjadi ajang konsolidasi dan solidaritas antarpekerja serta pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya menciptakan iklim kerja yang adil dan sejahtera.
Momentum May Day di Indonesia tetap relevan hingga kini, sebagai wadah untuk menyuarakan hak-hak pekerja dan memperkuat peran buruh dalam pembangunan bangsa.