BACA BERITA

Mobil Listrik Masuk Arus Utama, SDM Indonesia Harus Siap Bersaing

Author: matauang Category: Otomotif
Matauang.com - Industri kendaraan listrik di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang pesat. Berbagai stimulus dari pemerintah seperti subsidi, pengurangan pajak, hingga pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) telah mendorong minat pasar terhadap kendaraan ramah lingkungan. Bahkan, pemerintah menargetkan produksi hingga 2 juta kendaraan listrik pada tahun 2027–2028.

Namun, di tengah optimisme ini, muncul pertanyaan besar: apakah Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia sudah siap menghadapi lonjakan kebutuhan industri mobil listrik? Pertanyaan ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Muhammad Nur, yang menyoroti tantangan kesiapan tenaga kerja lokal.

“BYD membuka lowongan besar, namun apakah SDM kita sudah siap? Jangan-jangan SMK kita masih belajar soal las. Jangan sampai kesempatan ini tidak diambil warga Jabar,” ungkapnya baru-baru ini.

Pernyataan tersebut menggambarkan adanya kesenjangan antara percepatan industri otomotif berbasis energi terbarukan dengan kesiapan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia, khususnya pada level Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jika tidak segera diatasi, peluang besar ini bisa saja lebih banyak dinikmati oleh tenaga kerja asing atau tenaga kerja lokal yang berasal dari luar daerah.

Sebagai respons terhadap kondisi tersebut, sejumlah institusi pendidikan mulai mengambil langkah konkret. Salah satunya adalah Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) yang menjalin kerja sama dengan Beifang Automotive Education Group, institusi pendidikan otomotif asal Tiongkok yang telah berpengalaman dalam pengembangan teknologi kendaraan listrik dan hidrogen.

“Baru-baru ini kami mengirim dua dosen ke sana untuk melihat langsung proses produksi kendaraan listrik dan hidrogen, serta sistem pengajaran di sana,” ujar Tri, perwakilan dari Unpar, di Bandung, Senin (26/5/2025).

Langkah ini tidak hanya berhenti di level dosen. Sebanyak 20 mahasiswa juga dijadwalkan akan mengikuti pelatihan langsung di China sebagai bagian dari upaya mempercepat proses transfer teknologi. Menurut Tri, pemilihan Beifang sebagai mitra strategis bukan tanpa alasan.

“Mereka sudah lama melakukan riset dan menghasilkan banyak paten, sehingga proses transfer teknologi bisa dilakukan dengan lebih cepat dan efisien,” katanya.

Qin Jianling, konsultan dari Beifang Automotive Education Group, menegaskan pentingnya peran ASEAN, termasuk Indonesia, dalam perkembangan kendaraan energi terbarukan di masa depan. Ia menyebut bahwa kawasan ini memiliki potensi besar dalam mendukung transformasi industri otomotif global.

Di Indonesia sendiri, masuknya investor besar seperti BYD yang telah membangun pabrik dan bersiap memproduksi puluhan ribu unit mobil listrik setiap tahun menjadi momentum penting. Namun, investasi ini harus ditunjang oleh SDM yang mumpuni, agar Indonesia tidak hanya menjadi tempat produksi tetapi juga pusat pengembangan teknologi.

Jika tidak segera berbenah, Indonesia berisiko kehilangan peluang emas untuk mencetak tenaga ahli lokal dan menjadi pemain utama dalam industri mobil listrik dunia. Maka dari itu, kolaborasi antara dunia pendidikan dan industri, seperti yang dilakukan Unpar dan Beifang, perlu terus diperluas demi menyongsong masa depan otomotif yang lebih hijau dan mandiri.