BACA BERITA

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 30 Januari 2025

Author: matauang Category: Keuangan

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 30 Januari 2025

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif namun akan ditutup menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (30/1/2025), usai The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya seperti yang sudah diperkirakan para pelau pasar. Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (24/1), mata uang rupiah berhasil menguat 112 poin atau 0,69% ke Rp16.171,5 per dolar AS. Sementaara itu, Indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya ditutup menguat 0,3% pada perdagangan Rabu (29/1), membuat emas lebih mahal bagi investor asing. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun meningkat, mengurangi daya tarik emas yang tidak menawarkan imbal hasil. "Keputusan The Fed lebih hawkish dari perkiraan, sehingga pasar aset mengalami tekanan kecil, termasuk emas yang melemah tipis," ujar Tai Wong, pedagang logam independen, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (30/1/2025).

The Fed tetap mempertahankan suku bunga di tengah kondisi ekonomi yang masih kuat, dengan inflasi di atas target, pertumbuhan ekonomi yang stabil, dan tingkat pengangguran yang rendah. Keputusan ini mengikuti tiga pemangkasan suku bunga beruntun sepanjang 2024 yang telah menurunkan suku bunga acuan sebesar satu poin persentase penuh.

Wakil presiden sekaligus analis senior logam Zaner Metals Peter Grant menilai bahwa keputusan ini juga merupakan bentuk penegasan independensi The Fed, mengingat tekanan dari Presiden Donald Trump yang menginginkan suku bunga lebih rendah. Namun, ia menilai bahwa kebijakan moneter masih akan mengikuti jalur yang sama. "Dalam konteks ini, pemangkasan suku bunga kemungkinan masih tertahan hingga pertengahan tahun," kata Grant. Setelah pernyataan The Fed dirilis, kontrak berjangka suku bunga menunjukkan bahwa investor kini memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi pada Juni. Ketua The Fed Jerome Powell juga menegaskan bahwa terlalu dini untuk memperkirakan dampak kebijakan Presiden Trump terhadap perekonomian. Ia menambahkan bahwa bank sentral akan menunggu dan menganalisis terlebih dahulu sebelum menyesuaikan kebijakan moneternya. Sebelumnya, pengamat Forex Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen yang mempengaruhi gerak rupiah selanjutnya adalah kebijakan Presiden AS Donald Trump, yang mengisyaratkan rencana untuk mengenakan tarif 10% pada impor dari China mulai 1 Februari, serta memperingatkan potensi penerapan tarif terhadap Uni Eropa. Selain itu, dia berencana menambahkan sanksi baru terhadap Rusia jika tidak mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Trump menyatakan bahwa tarif serupa juga dapat diterapkan pada ‘negara-negara peserta lainnya’. “Dia juga berjanji untuk mengenakan tarif kepada Uni Eropa, mengenakan tarif sebesar 25% terhadap Kanada dan Meksiko, serta mengatakan bahwa pemerintahannya sedang membahas bea masuk sebesar 10% terhadap Tiongkok karena fentanil dikirim ke AS,” ujarnya dalam keterangan tertulis, pekan lalu. Dia juga mengumumkan keadaan darurat energi nasional. Keadaan ini memberinya kewenangan mengurangi pembatasan lingkungan pada proyek infrastruktur dan energi, serta mempermudah perizinan proyek transmisi dan jaringan pipa baru. Namun, Ibrahim mengatakan bahwa beberapa analis tetap skeptis terhadap kemungkinan peningkatan signifikan dalam produksi minyak dalam waktu dekat. Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) optimistis kinerja perekonomian Indonesia pada 2025 akan mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Proyeksi tersebut didukung oleh berbagai indikator makroekonomi yang menunjukkan tren positif, meski tantangan global masih berlangsung. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan berada di rentang 4,7% hingga 5,5%, dan diproyeksikan meningkat lebih lanjut pada 2026 menjadi 4,8% hingga 5,6%. Inflasi diperkirakan tetap terjaga dalam target BI sebesar 2,5% ±1%, dengan stabilitas nilai tukar rupiah yang terus dijaga sesuai fundamental ekonomi.