BACA BERITA

Pengamat: Tak Ada Market Mover Mata Uang Penting Jelang Akhir Tahun

Author: matauang Category: Keuangan
Jelang akhir tahun 2024, pasar mata uang global tampaknya akan memasuki fase yang relatif stabil. Menurut sejumlah pengamat ekonomi, tidak ada faktor atau "market mover" yang dapat memicu pergerakan signifikan dalam nilai tukar mata uang besar dunia, termasuk Dolar AS, Euro, Yen Jepang, dan Rupiah. Situasi ini diperkirakan akan bertahan hingga memasuki tahun 2025, dengan kecenderungan pergerakan pasar yang lebih terkendali.

Tidak Ada Kejutan Besar dari Kebijakan Moneter

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pergerakan mata uang adalah kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral besar dunia, seperti The Federal Reserve (Fed) di AS, European Central Bank (ECB), dan Bank of Japan (BOJ). Namun, menjelang akhir tahun 2024, tidak ada pengumuman atau kebijakan baru yang diperkirakan akan mengguncang pasar mata uang secara signifikan.

The Fed, setelah beberapa kali menaikkan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir untuk mengatasi inflasi, telah menunjukkan tanda-tanda mulai menunda langkah-langkah agresif tersebut. Sementara itu, ECB juga menunjukkan kecenderungan yang serupa, dengan kebijakan yang lebih berhati-hati dalam merespons situasi ekonomi di Eropa.

Menurut beberapa pengamat, keputusan-keputusan tersebut tidak akan membawa kejutan besar bagi pasar mata uang dalam jangka pendek. Kebijakan moneter yang relatif stabil dan tidak ada perubahan mendasar dalam kebijakan suku bunga menjadikan pergerakan mata uang lebih terprediksi dan kurang bergejolak.

Faktor Geopolitik Masih Stabil, Tidak Ada Ketegangan Besar

Selain kebijakan moneter, faktor geopolitik juga memainkan peranan penting dalam pergerakan mata uang. Tahun 2024 cenderung tidak mengalami kejutan besar dalam ketegangan geopolitik global yang bisa menggerakkan pasar mata uang. Setelah beberapa tahun terakhir dunia menghadapi berbagai ketegangan seperti perang di Ukraina atau ketegangan perdagangan AS-Tiongkok, situasi global kini cenderung lebih stabil.

Meskipun ketegangan geopolitik masih ada, seperti konflik di Timur Tengah dan beberapa isu perdagangan, namun pengamat menyebutkan bahwa risiko geopolitis tidak cukup signifikan untuk menjadi penggerak utama bagi nilai tukar mata uang dunia.

Dalam hal ini, baik investor maupun pelaku pasar cenderung lebih fokus pada stabilitas ekonomi dan kebijakan fiskal yang lebih dapat diprediksi, ketimbang risiko geopolitis yang lebih tidak pasti. Oleh karena itu, tak ada faktor besar yang akan mendorong fluktuasi tajam pada mata uang di akhir tahun 2024.

Dinamika Ekonomi Global: Fokus pada Ekonomi Domestik

Pertumbuhan ekonomi global saat ini juga terlihat lebih stabil meskipun ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Negara-negara besar seperti AS, China, dan Uni Eropa diperkirakan akan tumbuh dengan laju yang moderat, sementara negara-negara berkembang juga mengalami pemulihan pasca-pandemi, meskipun dengan tantangan tertentu.

Namun, meskipun situasi ekonomi global relatif stabil, tidak ada faktor domestik tertentu yang diprediksi akan mendorong lonjakan signifikan pada nilai tukar mata uang utama dunia. Inflasi yang lebih terkontrol di banyak negara besar, serta ekspektasi yang lebih terukur terhadap pertumbuhan ekonomi, membuat pasar tidak terlalu bergejolak menjelang akhir tahun.

Untuk Rupiah, misalnya, stabilitas ekonomi domestik Indonesia yang relatif positif, dengan surplus neraca perdagangan dan kebijakan moneter yang hati-hati dari Bank Indonesia, membuat mata uang ini juga tidak mengalami pergerakan tajam. Sebagian besar pengamat memperkirakan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS akan berada di kisaran stabil, tanpa adanya kejutan besar.