Matauang.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto meresmikan produksi perdana lapangan minyak Forel dan Terubuk melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta, Jumat, 16 Mei 2025. Kedua proyek lapangan minyak tersebut berlokasi di Natuna, Kepulauan Riau.
"Saya, Bapak Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan produksi perdana lapangan minyak Forel dan Terubuk. Terima kasih, teruslah berjuang, [dan] sekali lagi, merdeka ," ujarnya dari Istana Merdeka, Jakarta, sebagaimana disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 16 Mei 2025.
Kepala Negara menegaskan bahwa peresmian lapangan minyak Forel dan Terubuk merupakan capaian pertama di sektor energi dan sumber daya mineral di bawah pemerintahan barunya. Ia juga menyoroti pentingnya lapangan minyak Forel dan Terubuk dalam upaya negara mencapai swasembada energi nasional . "Kedua proyek tersebut merupakan tonggak penting dan bersejarah serta upaya bersama kita untuk mencapai swasembada energi nasional," katanya.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan, kemandirian energi nasional sangat penting bagi kemandirian Indonesia. Jika target itu tercapai, pemerintah bisa menghemat anggaran puluhan miliar dolar AS. "Ratusan triliun rupiah tidak perlu keluar dari Indonesia. Ekonomi Indonesia akan semakin kuat, dana yang tersedia untuk rakyat juga semakin banyak," jelas Prabowo.
Menurut Prabowo, mencapai swasembada energi sama halnya dengan mencapai swasembada pangan. Bangsa yang mampu mencapai swasembada pangan dan energi menjadi bangsa yang sangat kuat. "Bangsa itu tidak bisa diganggu oleh bangsa lain, bangsa itu akan tangguh dalam situasi apa pun," ungkapnya.
Prabowo juga menegaskan bahwa peresmian kedua proyek ini menunjukkan kemampuan insinyur Indonesia dalam menguasai teknologi industri migas, terutama dengan pemanfaatan komponen dalam negeri yang hampir 100 persen dalam proyek tersebut. "Di era ini, penguasaan teknologi, terutama di sektor ekonomi, merupakan masa depan suatu bangsa," tegasnya.
Lapangan Forel dan Terubuk merupakan bagian dari Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B yang dikembangkan oleh Medco E&P Natuna Block B Ltd (afiliasi dari PT Medco Energi Internasional Tbk) dengan hak partisipasi sebesar 40 persen. Medco Daya Abadi Lestari memegang 35 persen, dan Prime Energy memegang 25 persen. Investasi untuk proyek ini mencapai sekitar US$600 juta dan menciptakan 2.300 lapangan kerja selama fase konstruksi.
Produksi dari kedua ladang ini diharapkan dapat meningkatkan pasokan minyak sebesar 20.000 barel per hari dan pasokan gas sebesar 60 juta meter kubik atau setara dengan tambahan 30.000 barel minyak per hari.
Menurut situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, lapangan Forel berhasil memulai produksi pada 12 Mei 2025. Proyek ini meliputi pembangunan persewaan Marlin Natuna Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO), pengembangan dua anjungan, dan tujuh sumur. FPSO ini akan mendukung produksi minyak dari proyek Forel yang pada awalnya memproduksi 10.000 barel per hari dengan potensi mencapai 13.500 barel per hari.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto menegaskan, keberhasilan dimulainya produksi dari kedua lapangan ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam membangun lingkungan investasi energi yang sehat dan kompetitif.
"Dimulainya produksi Lapangan Forel dan Terubuk merupakan milestone penting yang mencerminkan kuatnya kolaborasi antara pemerintah dan Medco E&P dalam menjaga stabilitas pasokan energi nasional. Kami juga mengapresiasi komitmen perusahaan terhadap standar keselamatan kerja, kesehatan kerja, dan perlindungan lingkungan yang tinggi," kata Djoko dalam rilis Kementerian ESDM pada Jumat, 16 Mei 2025.