Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Ukraina sama sekali tidak merespons berbagai usulan gencatan senjata yang telah diajukan Moskwa. Pernyataan itu disampaikannya pada Minggu (11/5/2025), di tengah meningkatnya kekerasan di perbatasan selama gencatan senjata tiga hari yang diumumkan Rusia.
Putin menyebut bahwa Rusia sudah berulang kali mengajukan inisiatif gencatan senjata, termasuk moratorium serangan terhadap fasilitas energi Ukraina selama 30 hari, dari 18 Maret hingga 17 April.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Ukraina sama sekali tidak merespons berbagai usulan gencatan senjata yang telah diajukan Moskwa. Pernyataan itu disampaikannya pada Minggu (11/5/2025), di tengah meningkatnya kekerasan di perbatasan selama gencatan senjata tiga hari yang diumumkan Rusia.
Putin menyebut bahwa Rusia sudah berulang kali mengajukan inisiatif gencatan senjata, termasuk moratorium serangan terhadap fasilitas energi Ukraina selama 30 hari, dari 18 Maret hingga 17 April.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa Ukraina sama sekali tidak merespons berbagai usulan gencatan senjata yang telah diajukan Moskwa. Pernyataan itu disampaikannya pada Minggu (11/5/2025), di tengah meningkatnya kekerasan di perbatasan selama gencatan senjata tiga hari yang diumumkan Rusia.
Putin menyebut bahwa Rusia sudah berulang kali mengajukan inisiatif gencatan senjata, termasuk moratorium serangan terhadap fasilitas energi Ukraina selama 30 hari, dari 18 Maret hingga 17 April.
Usulan Negosiasi di Istanbul
Dalam kesempatan yang sama, Putin mengajukan usulan pembicaraan damai langsung dengan Ukraina, yang rencananya akan digelar pada Kamis (15/5/2025) di Istanbul, Turkiye. Ia menekankan bahwa tujuan utama perundingan ini adalah “menghapus akar penyebab konflik” dan “mencapai perdamaian jangka panjang yang berkelanjutan.”
“Bukan Rusia yang menghentikan negosiasi pada 2022, tetapi Kyiv,” klaim Putin. Ia menyatakan bahwa proposal Rusia kini “ada di atas meja,” dan keputusan selanjutnya berada di tangan Ukraina dan “para kuratornya” yang menurutnya lebih memikirkan ambisi politik pribadi dibandingkan kepentingan rakyat.
Dukungan Internasional dan Tekanan terhadap Rusia
Usulan gencatan senjata selama 30 hari sebelumnya telah didukung oleh negara-negara Eropa dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Mereka menyerukan penghentian kekerasan tanpa syarat dan mengancam Rusia dengan sanksi “besar-besaran” jika menolak kesepakatan itu.
Trump, yang kini kembali menjabat sebagai Presiden AS, ingin dikenang sebagai pembawa damai. Ia menilai perang Ukraina sebagai “mandi darah” yang harus segera diakhiri. Sementara itu, mantan Presiden AS Joe Biden, bersama para pemimpin Eropa Barat dan Ukraina, tetap menyebut invasi Rusia sebagai bentuk agresi imperialistik dan berkomitmen untuk terus mendukung Ukraina dalam mempertahankan wilayahnya.
Putin, di sisi lain, menuduh NATO dan negara Barat telah “menghina” Rusia pasca runtuhnya Uni Soviet dengan memperluas aliansi NATO hingga ke wilayah yang dianggap sebagai “lingkup pengaruh Moskwa,” termasuk Ukraina.