BACA BERITA

Raymond Muratalla Raih Gelar Interim IBF dan Perpanjang Rekor Tak Terkalahkan Jadi 23-0

Author: matauang Category: Olahraga
https://matauang.com/ PECHANGA ARENA - Raymond Muratalla berhasil meraih gelar juara interim kelas ringan IBF dan kini berpeluang menantang Vasiliy Lomachenko untuk sabuk juara dunia sesungguhnya. Kesempatan Muratalla untuk merebut gelar juara dunia semakin dekat jika petinju tiga divisi, Vasiliy Lomachenko, memutuskan untuk pensiun dan melepaskan gelar juara dunia kelas ringan IBF miliknya.

Kemenangan Angka Mutlak Atas Abdullaev

Sebelum potensi pertarungan melawan Lomachenko, Raymond Muratalla sukses mencapai tujuannya pada Sabtu malam di Pechanga Arena. Ia mengalahkan Zaur Abdullaev dari Rusia untuk merebut gelar interim kelas ringan IBF melalui kemenangan angka mutlak dengan skor 119-109 (dua kali) dan 118-110. "Rasanya luar biasa bisa menyematkan sabuk ini di pinggang saya. Ini adalah perjalanan yang panjang. Kami berhasil meraihnya sekarang," ujar Raymond Muratalla, yang kini memiliki rekor impresif 23 kemenangan tanpa kekalahan (17 KO). "[Abdullaev] adalah petarung yang tangguh. Ia datang untuk bertarung. Saya memanfaatkan kemampuan saya."

Perbandingan dengan Kemenangan Keyshawn Davis

Penampilan Muratalla dalam laga ini tak terhindarkan dibandingkan dengan kemenangan gelar juara kelas ringan WBO yang diraih oleh peraih medali perak Olimpiade 2021 asal Amerika Serikat, Keyshawn Davis, pada 14 Februari lalu. Davis mencatatkan penyelesaian mengesankan atas petinju Ukraina, Denys Berinchyk. Sebagian penonton mungkin mengharapkan lebih banyak aksi KO daripada sekadar permainan taktis.

Ambisi Muratalla untuk Semua Gelar

Awalnya, Muratalla enggan menyatakan ketertarikannya untuk bertarung melawan Davis, dengan alasan, "Saya memiliki kewajiban. Saya tidak fokus pada hal itu saat ini." Namun, kemudian ia menambahkan, "Saya datang untuk menang. Saya menginginkan semua sabuk itu."

Arahan dari Robert Garcia di Ronde Akhir

Sebelum ronde ke-10, pelatih Muratalla yang dinobatkan sebagai pelatih terbaik tahun 2024, Robert Garcia, terlihat mendesak anak didiknya untuk lebih agresif dalam menyerang atau setidaknya menindaklanjuti pukulan yang menghasilkan poin dengan lebih dari sekadar menarik diri. Muratalla menerima beberapa pukulan di ronde ke-11 namun merespons dengan uppercut dan jab efektif yang memperparah luka di wajah lawannya.