BACA BERITA

RI Menjadi Penguat Ekonomi ASEAN Dengan Mendorong Transaksi Mata Uang Lokal

Author: matauang Category: Keuangan
Matauang.com Pemerintah Indonesia menempatkan implementasi transaksi mata uang lokal (Local Currency Transaction/LCT) sebagai strategi kunci untuk memperkuat ketahanan ekonomi ASEAN di tengah ketidakpastian global. Hal ini disampaikan dalam pertemuan Pejabat Tinggi Bidang Integrasi Ekonomi ASEAN di Vientiane, Laos. Inisiatif ini tak hanya dipandang sebagai langkah praktis untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang asing, terutama dolar AS, tetapi juga sebagai upaya strategis untuk meningkatkan konektivitas ekonomi di kawasan ASEAN. Dengan memperluas cakupan LCT ke semua negara anggota ASEAN dan mitra dagang utama, seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan, ASEAN diharapkan dapat meningkatkan stabilitas ekonomi regional.

“Penguatan implementasi local currency transaction (LCT) harus menjadi prioritas utama kita. Perjanjian LCT dengan negara-negara ekonomi utama akan memperkokoh ketahanan ekonomi kita,” ujar Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional dan Sub Regional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Netty Muharni.

Pada saat yang bersamaan, pembahasan mengenai Rencana Strategis Masyarakat Ekonomi ASEAN (Renstra MEA) 2026-2030 semakin menekankan pentingnya kerjasama regional yang lebih solid. Dalam Renstra tersebut, LCT dipandang sebagai inisiatif yang dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya pencapaian Visi ASEAN 2045, yang berfokus pada ASEAN yang tangguh, inovatif, dan berpusat pada masyarakat.

Netty juga menegaskan bahwa dalam menghadapi isu-isu baru seperti ekonomi digital, ekonomi hijau, dan hak kekayaan intelektual, ASEAN perlu proaktif mengintegrasikannya ke dalam perjanjian dagang yang sedang dibahas. Standar yang lebih tinggi di berbagai isu tersebut sudah diadopsi oleh beberapa negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, yang tengah berproses dalam aksesi OECD.

Pada kesempatan yang sama, Indonesia juga menyampaikan dukungannya terhadap Laos, yang saat ini menghadapi tantangan ekonomi signifikan. Dalam pertemuan bilateral, Indonesia menawarkan sejumlah rekomendasi strategis untuk membantu Laos, serta menegaskan kesiapannya untuk memberikan bantuan lebih lanjut.

Selain itu, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah ASEAN-OECD Good Regulatory Practice Network (GRPN) ke-9 pada November 2024, yang diharapkan dapat memperkuat praktek regulasi yang baik di ASEAN, terutama melalui kerja sama trilateral dengan Laos dan Malaysia.

Inisiatif-inisiatif ini diharapkan dapat mendorong ASEAN untuk lebih mandiri secara ekonomi, serta siap menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Dengan langkah-langkah strategis ini, ASEAN diharapkan dapat mencapai visi sebagai kekuatan ekonomi global pada tahun 2045.