BACA BERITA

Rupiah Dibuka Melemah ke Tingkat Rp15. 933 per Dolar AS

Author: matauang Category: Keuangan

Rupiah Dibuka Melemah ke Tingkat Rp15. 933 per Dolar AS

Mata duit rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15. 933 per dolar Amerika Serikat( AS) pada perdagangan hari ini, Kamis( 21/ 11/ 2024). Bersumber pada informasi Bloomberg, rupiah dibuka pada perdagangan dengan turun 0, 39% ataupun 62, 5 poin ke posisi Rp15. 933 per dolar AS. Pada dikala yang sama, indeks dolar nampak melemah 0, 08% ke posisi 106, 514. Beberapa mata duit kawasan Asia yang lain bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0, 34%, yuan Cina menguat 0, 05%, Singapore menguat sebesar 0, 02%, won Korea menguat 0, 09%, baht Thailand menguat 0, 14%, serta dolar Hong Kong menguat 0, 01%. Sedangkan itu mata duit yang melemah di antara lain, ringgit Malaysia melemah 0, 03%, rupee India melemah 0, 02%, peso Filipina melemah 0, 08%, serta dolar Taiwan melemah sebesar 0, 18%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi sudah memprediksi kalau hari ini( 21/ 10), mata duit rupiah hendak bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah direntang Rp15. 800- Rp15. 890. Ada pula pada perdagangan kemarin( 20/ 11) mata duit rupiah ditutup melemah 26 poin lebih dahulu pernah menguat 8 poin di tingkat Rp15. 871 dari penutupan lebih dahulu di tingkat Rp15. 844.

Ibrahim berkata kalau Bank Indonesia( BI) memutuskan buat menahan suku bunga acuan ataupun BI- Rate ke tingkat 6% dalam Rapat Dewan Gubernur( RDG) BI pada 19- 20 September 2024. Pada RDG bulan lebih dahulu, BI pula mempertahankan BI rate di tingkat 6%, bukan cuma suku bunga acuan, suku bunga deposit facility pula dipertahankan ke tingkat 5, 25%, serta suku bunga lending facility dipertahankan ke tingkat 6, 75%. Ia berkata kalau keputusan mempertahankan BI rate 6% ini tidak berubah- ubah dengan arah kebijakan moneter buat membenarkan senantiasa terkontrol inflasi dalam sasaran 2, 5% plus minus 1% pada 2024 serta 2025. Ada pula buat menunjang perkembangan ekonomi yang berkepanjangan, hingga baginya fokus kebijakan moneter ditunjukan buat menguatkan stabilitas nilai ubah rupiah sebab meningkatnya ketidakpastian geopolitik serta perekonomian global serta tantangan politik di Amerika Serikat( AS). Ia berkata kalau Bank Indonesia terus mencermati pergerakan nilai ubah rupiah, serta prospek inflasi dan pertumbuhan informasi serta dinamika keadaan yang tumbuh dalam mendengarkan ruang penyusutan suku bunga kebijakan lebih lanjut. Kebijakan makro prudensial serta sistem pembayaran pula terus ditunjukan buat menunjang perkembangan ekonomi yang berkepanjangan. Tidak hanya itu, baginya kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh buat mendesak kredit ataupun pembiayaan perbankan kepada sektor- sektor prioritas perkembangan serta penciptaan lapangan kerja, tercantum UMKM serta ekonomi hijau, dengan senantiasa mencermati prinsip kehati- hatian. Setelah itu, ia menarangkan kalau kebijakan sistem pembayaran pula ditunjukan buat ikut mendesak perkembangan, spesialnya zona perdagangan serta UMKM, menguatkan keandalan infrastruktur serta struktur industri sistem pembayaran, dan memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.