Mata duit rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15. 875 per dolar Amerika Serikat( AS) pada akhir minggu ini, Jumat( 22/ 11/ 2024). Bersumber pada informasi Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0, 35% ataupun 55, 5 poin ke posisi Rp15. 875 per dolar AS.
Pada dikala yang sama, Indeks dolar terpantau naik 0, 03% ke posisi 107. Sama semacam rupiah, beberapa mata duit di Asia yang lain hadapi penguatan. Dolar Hong Kong misalnya menguat 0, 01%, dolar Taiwan menguat 0, 01%, peso Filipina menguat 0, 15%, dan baht Thailand menguat 0, 26%.
Ada pula, deretan mata duit di Asia yang lain hadapi pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0, 2%, won Korea Selatan melemah 0, 08%, dan yuan Cina melemah 0, 1%.
Rupiah sukses rebound sehabis sebagian hari terakhir hadapi tren pelemahan ataupun terdepresiasi. Pada perdagangan kemarin, Kamis( 21/ 11/ 2024), rupiah melemah 0, 38%, nyaris menggapai tingkat Rp16. 000 per dolar AS ataupun tepatnya di tingkat Rp15. 930, 5 per dolar AS.
Pergerakan rupiah sendiri dipengaruhi oleh beberapa sentimen. Dari luar negara, dikala ini harapan buat penyusutan suku bunga acuan The Fed lebih lanjut mulai menurun.
" Terdapat banyak pesimisme tentang pemangkasan suku bunga The Fed," kata CEO Infrastructure Capital Advisors di New York, Jay Hatfield dikutip Reuters pada Jumat( 22/ 11/ 2024).
Konsensus pasar yang memperkirakan kesempatan terdapatnya penyusutan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada Desember 2024 menggapai 52% bagi FedWatch Tool kepunyaan CME. Kesempatan penuruanan suku bunga acuan The Fed itu terus menurun dari minggu lebih dahulu 82, 5%.
Dari dalam negara, pergerakan rupiah terjalin sehabis Bank Indonesia( BI) mempertahankan suku bunga acuannya ataupun alias BI Rate di tingkat 6% dalam Rapat Dewan Gubernur( RDG) periode 19—20 November 2024. Lebih dahulu, BI sudah merendahkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dari 6, 25% ke tingkat 6% pada September 2024 kemudian.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperhitungkan BI masih hendak membuka ruang penyusutan suku bunga acuan ataupun BI Rate ke depan, walaupun terbatas. Penyusutan suku bunga BI hendak memikirkan rendahnya inflasi, dan perkembangan ekonomi nasional.