matauang.com, Jakarta: Pergerakan rupiah terhadap dolar AS diperkirakan masih berfluktuatif, melihat indeks dolar yang menguat pagi ini. Pada akhir pekan kemarin, rupiah tercatat menguat terhadap dolar AS 0,15 persen (24 poin) ke posisi Rp15.847 per dolar AS.
"Indeks dolar AS pagi ini terlihat lebih kuat dibandingkan Jumat pagi kemarin. Indeks dollar bergerak di kisaran 106,18 versus 105,88," kata Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, Senin (2/12/2024).
Menurut Ariston penguatan indeks dolar AS dipengaruhi oleh sentimen pelaku pasar melihat perkembangan di Amerika Serikat. "Pelaku pasar mewaspadai pernyataan Presiden terpilih AS, Donald Trump yang mulai menabuh genderang perang dagang," ucap Ariston.
Genderang perang itu terlihat dari beberapa pernyataan Trump belakangan ini. Dia memberikan ancaman kenaikan tarif ke negara tetangganya dan Tiongkok.
Trump belum lama ini juga memberikan ancaman ke negara-negara BRICS untuk tidak mengeluarkan mata uang baru.
"Pernyataan yang konfrontatif ini mendorong kekhawatiran pelaku pasar bahwa perekonomian global bakal bergejolak di masa pemerintahan Trump," ujar Ariston.
Aset dalam dollar AS pun, tambah Ariston, menjadi pilihan di tengah kekhawatiran sehingga dolar AS masih kuat. Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar menunggu pengumuman data inflasi yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik hari ini
"Kemungkinan data inflasi bulan November sama seperti sebelumnya. Sehingga tidak terlalu berpengaruh ke pergerakan rupiah," katanya.
Ariston memperkirakan, potensi pelemahan rupiah hari ini ke area Rp15.900-15.930. Sedangkan potensi support di kisaran Rp15.820 per
dolar AS.