Matauang.com - Bank Indonesia (BI) tidak tinggal diam ketika nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Sejumlah jurus dikeluarkan agar pelemahan yang muncul tidak terlalu dalam.
"Pertama kita mempertahankan policy rate di 6%," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Selasa (24/12/2024)
"Itu bagian respons BI dalam menyikapi kondisi yang terjadi," tegasnya.
Kedua, menarik aliran modal masuk ke dalam negeri melalui beberapa instrumen dengan imbal hasil yang menarik. Antara lain Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
"Ketiga juga bahwa kami bold masuk pasar untuk menjaga market confident. Baik di pasar spot, DNDF, dan ini kami pastikan untuk supaya jangan sampai muncul interpretasi yang menimbulkan kepanikan," papar Edi.
Edi menyampaikan yang keempat adalah kepastian likuiditas rupiah menjelang akhir tahun. "Dan terakhir kami menjalin koordinasi dengan otoritas lain, dan komunikasi dengan pelaku pasar untuk memberikan, menenangkan, jangan menimbulkan kepanikan bagi importir, dan eksportir, termasuk pelaku perbankan," pungkasnya.