BACA BERITA

Rupiah Melemah di Awal Perdagangan, Jadi Mata Uang Terlemah Kedua di Asia

Author: matauang Category: Keuangan
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada awal perdagangan hari ini, mengikuti pergerakan mayoritas mata uang utama Asia yang juga terkoreksi.

Pada pembukaan pasar spot, kurs rupiah berada di level Rp16.411 per dolar AS atau terdepresiasi 0,07 persen dibandingkan penutupan sehari sebelumnya. Pelemahan semakin dalam seiring jalannya perdagangan, hingga pukul 09.03 WIB rupiah turun 0,2 persen ke posisi Rp16.433 per dolar AS.

Rupiah Jadi Terlemah Kedua di Asia

Kondisi serupa juga dialami sejumlah mata uang Asia. Sejauh ini, hanya won Korea Selatan, peso Filipina, baht Thailand, dan ringgit Malaysia yang mampu menguat. Yen Jepang tercatat menjadi mata uang paling lemah dengan depresiasi 0,32 persen, diikuti rupiah yang berada di posisi kedua terlemah di kawasan.

Meski tertekan, fundamental rupiah dinilai cukup kuat. Hal ini tercermin dari aliran modal asing yang terus masuk ke pasar keuangan domestik. Di pasar obligasi pemerintah, imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun turun 4 basis poin (bps) ke level 6,37 persen. Yield tenor 2 tahun juga melemah 3 bps menjadi 5,35 persen, tenor 5 tahun turun 4,9 bps ke 5,74 persen, tenor 20 tahun melemah 4,1 bps ke 6,86 persen, dan tenor 30 tahun turun 1,8 bps ke 6,88 persen.

Penurunan yield menunjukkan harga obligasi sedang naik karena meningkatnya permintaan investor.

Sentimen Burden Sharing Jadi Tekanan

Namun, riset Mega Capital Sekuritas menilai rencana pemerintah bersama Bank Indonesia untuk melakukan burden sharing dalam pembiayaan program unggulan menjadi sentimen negatif bagi rupiah.

“Walaupun besaran nilai dan teknis program burden sharing masih belum jelas, rencana ini dapat memicu tekanan depresiasi rupiah hari ini dengan target rentang Rp16.450–Rp16.550 per dolar AS,” tulis riset tersebut.

Adapun program yang dimaksud mencakup Makan Bergizi Gratis, pembangunan 3 juta rumah, hingga Koperasi Desa Merah-Putih.

Dengan situasi global yang penuh ketidakpastian dan kebijakan domestik yang masih ditunggu detailnya, rupiah diperkirakan akan bergerak fluktuatif dalam jangka pendek.