Nilai tukar rupiah berada di level Rp16.142 per dolar AS pada Selasa (7/1) sore. Mata uang Garuda menguat 55,5 poin atau 0,34 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp16.169 per dolar AS.
Mata uang di kawasan Asia kompak berada di zona hijau. Yen Jepang menguat 0,06 persen, baht Thailand menguat 0,29 persen, yuan China menguat 0,02 persen, peso Filipina menguat 0,23 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,84 persen.
Dolar Singapura juga menguat 0,16 persen dan dolar Hong Kong terpantau menguat 0,03 persen pada penutupan perdagangan sore ini.
Senada, mata uang utama negara maju juga kompak berada di zona hijau. Tercatat euro Eropa menguat 0,16 persen, poundsterling Inggris menguat 0,13 persen, dan franc Swiss menguat 0,01 persen.
Dolar Australia menguat 0,43 persen, dan dolar Kanada juga menguat 0,10 persen.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan rupiah menguat karena kebijakan Donald Trump yang dinilai akan lebih pasif dibandingkan pemerintahannya yang pertama, terutama terkait perang dagang.
"Rupiah menguat oleh harapan investor bahwa kemungkinan kebijakan tarif Trump akan lebih 'less agresif' dari yang dikhawatirkan. Bergabungnya Indonesia di dalam BRICS juga memberikan sentimen positif," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.