BACA BERITA

Rupiah Terus-terusan Anjlok, Kas Negara Aman?

Author: matauang Category: Keuangan
Matauang.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kini tertekan ke level Rp 15.479/US$ di tengah semakin panasnya peperangan di Timur Tengah. Harga minyak pun ikut terkerek naik karena konflik tersebut.
Di tengah situasi itu, pemerintah Indonesia memastikan untuk anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tidak akan terpengaruh, karena sudah mempertimbangkan aspek-aspek risiko yang dipengaruhi sentimen tersebut.

"Karena ini sudah menjelang akhir tahun untuk 2024 relatively cukup aman. Apalagi kemarin sempat juga rupiah menguat cukup banyak dan tingkat suku bunga juga mulai turun," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu, di kantornya, Jakarta, Jumat (4/10/2024).

"Dan juga harga komoditasnya juga sudah mulai lebih rendah dibandingkan pertengahan tahun kemarin," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah sudah menargetkan defisit APBN 2024 hingga tutup buku akan berada pada kisaran 2,7% atau senilai Rp 609 triliun, sedikit di atas rancangan defisit yang telah ditetapkan dalam APBN 2024 awal sebesar Rp 2,29% atau setara Rp 522,8 triliun.

Penetapan defisit yang naik itu telah dilakukan jauh-jauh hari sebelum memanasnya konflik di Timur Tengah. Proyeksi defisit yang merangkak ke level 2,7% sudah dilakukan Kementerian Keuangan saat menyampaikan laporan semester I-2024 ke Badan Anggaran (Banggar) DPR.

"Sampai akhir tahun ini untuk pelaksanaan APBN 2024 kita relative sudah aman. Tantangan berikutnya tentu bagaimana kita mengantisipasi dan mitigasi untuk 2025 dengan situasi yang mungkin masih akan tetap sama," ungkap Febrio.

Ia menekankan, sebetulnya faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan rupiah dan gejolak harga minyak saat ini memang telah diantisipasi pemerintah dengan desain APBN yang ditetapkan hingga akhir tahun.

"Makanya APBN kita itu, kita selalu sebut istilahnya shock absorber. Kita punya mekanisme untuk bagaimana kalau terjadi global shock, khususnya yang berdampak bagi masyarakat, itu bisa kita redam. Dan mekanisme existing yang ada di APBN itu bisa kita gunakan," tuturnya.

Sebagaimana diketahui selain rupiah yang hampir bergerak ke level Rp 15.500/US$ itu, harga minyak mentah dunia terus mengalami peningkatan menyusul konflik di Timur Tengah yang terus berlangsung dan potensi gangguan pasokan minyak mentah terhadap pasar global.

Berdasarkan data Refintiv pada perdagangan Kamis (3/10/2024) harga minyak mentah Brent tercatat melonjak 5,03% ke US$77,62 per barel. Sementara acuan West Texas Intermediate (WTI) terbang 5,15% ke US$73,71 per barel.

Pasar mulai memperhitungkan kemungkinan gangguan pasokan di Timur Tengah, yang menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan global, kata analis ANZ, Daniel Hynes.

Dalam asumsi makro di APBN 2024, indikator nilai tukar rupiah sendiri ditetapkan di level Rp 15.000/US$, sedangkan harga minyak mentah Indonesia atau ICP sebesar US$ 82 per barel.