BACA BERITA

Rusia Bangun Dua Reaktor Nuklir di Iran, Putin Tegaskan Penggunaan Damai Energi Nuklir

Author: matauang Category: Politik

Sabtu, 21 Juni 2025 – Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi pembangunan dua reaktor nuklir baru di Iran, menekankan bahwa proyek ini murni untuk tujuan sipil.

Dalam kunjungannya yang berlangsung pada 20 Juni 2025, Presiden Putin menyampaikan bahwa Rusia dan Iran telah menandatangani kontrak pembangunan dua unit reaktor tambahan di wilayah Teluk Bushehr. Reaktor tersebut akan melengkapi satu reaktor yang saat ini sudah beroperasi di lokasi yang sama.

“Pembangunan tetap berjalan meski situasi keamanan di kawasan memburuk. Kami tidak berniat menarik para insinyur kami dari sana,” ujar Putin. Sekitar 600 warga Rusia terlibat dalam proyek ini.

Putin juga menyinggung peran Israel dalam eskalasi ketegangan di kawasan, sembari mengungkap bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menjamin keselamatan teknisi Rusia di fasilitas nuklir Iran.

Terkait tuduhan bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir, Putin membantah dan menegaskan bahwa tidak ada bukti dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang mendukung klaim tersebut. Ia menyebut fatwa Iran yang melarang penggunaan senjata nuklir sebagai komitmen serius yang patut dihormati.

“Kami mendukung penuh hak Iran untuk memanfaatkan energi nuklir untuk kepentingan damai, seperti pembangkit listrik, dan kami siap bekerja sama,” katanya seperti dilansir oleh Sky News.

Ketegangan Israel-Iran dan Peringatan Rusia

Rusia juga memperingatkan dampak serius dari konflik terbuka antara Israel dan Iran, terutama jika fasilitas nuklir sipil menjadi sasaran serangan. Serangan Israel yang dimulai pada 13 Juni 2025 telah menewaskan ratusan warga Iran, memicu balasan dari Teheran yang menargetkan beberapa kota utama Israel.

Hingga kini, konflik telah menelan lebih dari 639 korban jiwa di Iran dan melukai lebih dari 1.300 orang, menurut laporan kelompok HAM yang dikutip Anadolu Agency. Sementara itu, Israel melaporkan sedikitnya 25 korban tewas dan lebih dari 800 orang luka-luka akibat serangan balasan Iran.

Meski hubungan antara AS dan Israel sangat erat, Washington membantah keterlibatan langsung dalam serangan terhadap Iran. Rusia sendiri menyatakan posisi netral namun aktif menawarkan solusi diplomatik untuk meredakan konflik.

“Intervensi militer hanya akan memperburuk situasi dan membawa risiko kehancuran yang lebih besar, termasuk potensi bencana nuklir jika fasilitas sipil menjadi target,” ujar Putin.