Matauang.com - Rupiah terapresiasi tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di tengah penantian pertumbuhan ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto/PDB) untuk kuartal III-2024.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat tipis 0,03% di angka Rp15.710/US$ pada hari ini, Senin (04/11/2024). Namun tak sampai satu menit sejak perdagangan di buka, rupiah terdepresiasi 0,06% ke Rp15.725/US$.
Sementara DXY pada pukul 08:59 WIB turun 0,49% di angka 103,77. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 104,28.
Pelaku pasar saat ini sedang menunggu data PDB Indonesia kuartal III-2024 yang diperkirakan lebih rendah dibandingkan kuartal II-2024. Hal ini sejalan dengan melemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat serta absennya Hari Besar Keagamaan.
Secara historis, pertumbuhan kuartal-III biasanya memang lebih rendah dibandingkan kuartal-II karena masyarakat mulai mengerem belanja. Terlebih tidak ada perayaan keagamaan atau event besar selama Juli-September 2024. Dua lebaran yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha sudah berlangsung pada periode April-Juni tahun ini.
Sementara itu, pemilihan umum sudah digelar pada kuartal I-2024.
Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 (year on year/yoy) dan 3,79% (quartal to quartal/qtq) pada kuartal II-2024. Sementara itu, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% (yoy) dan 1,60% (qtq) pada kuartal III-2023.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 masih akan tumbuh 5,06%.
Jika PDB Indonesia melandai, hal ini akan menjadi sentimen yang kurang cukup baik pasar keuangan domestik termasuk nilai tukar rupiah.