Jakarta- Para periset di Oxford University mengklaim berhasil melaksanakan teleportasi buat awal kalinya di dunia. Mereka mencapainya dengan mencampurkan pc kuantum yang terpisah buat melaksanakan algoritme secara kolaboratif, melintasi jarak, dalam suatu terobosan yang mereka sebut bisa menciptakan superkomputer kuantum yang mutahir.
Dipaparkan secara rinci dalam makalah yang diterbitkan dini Februari 2025 di harian Nature, regu ilmuwan menghubungkan 2 prosesor kuantum yang berjarak 2 m memakai antarmuka jaringan fotonik.
Regu yang dipandu oleh Dougal Main, mahasiswa pascasarjana bidang fisika Oxford University, berharap pencapaian ini hendak meletakkan bawah untuk internet kuantum yang sangat nyaman serta terdistribusi.
Secara teknis, ini bukan awal kalinya para ilmuwan mendemonstrasikan teleportasi kuantum. Riset lebih dahulu sudah menampilkan kalau status bit kuantum yang diketahui selaku qubit, yang setara dengan bit pc konvensional, bisa ditransfer melintasi sistem yang terpisah secara raga.
" Dalam riset kami, kami memakai teleportasi kuantum buat menghasilkan interaksi antara sistem yang jauh ini," kata Main dalam suatu statment, mengutip Futurism.
" Dengan membiasakan interaksi ini secara teliti, kita bisa melaksanakan gerbang kuantum logis, pembedahan bawah komputasi kuantum, antara qubit yang ditempatkan di pc kuantum terpisah," jelasnya.
Dia meningkatkan, terobosan ini membolehkan para periset buat secara efisien menyambungkan prosesor kuantum yang berbeda jadi satu pc kuantum yang tersambung seluruhnya, yang pada dasarnya setara dengan menghubungkan pc tradisional buat menghasilkan superkomputer.
Main serta timnya berharap kalau dengan memakai sinar buat mengirimkan informasi alih- alih sinyal listrik, mereka bisa menanggulangi hambatan metode yang ikut serta dalam pembuatan pc kuantum besar. Secara universal, terus menjadi banyak qubit yang dipunyai pc kuantum, terus menjadi susah buat menjaganya dalam kondisi normal serta kurangi kendala eksternal.
" Dengan menghubungkan materi memakai tautan fotonik, sistem mendapatkan fleksibilitas yang berharga, yang membolehkan materi ditingkatkan ataupun diganti tanpa mengusik segala arsitektur," jelas Main.
" Eksperimen kami menampilkan kalau pemrosesan data kuantum yang didistribusikan jaringan bisa dicoba dengan teknologi dikala ini," tambah periset utama serta prof fisika Oxford University David Lucas.
Tetapi, saat sebelum pc kuantum, terlebih superkomputer kuantum, bisa jadi perlengkapan yang universal digunakan, para periset masih mempunyai rintangan berat yang wajib diatasi.
" Tingkatkan skala pc kuantum senantiasa jadi tantangan teknis yang berat yang mungkin hendak memerlukan pengetahuan fisika baru dan upaya rekayasa intensif sepanjang sebagian tahun mendatang," jelas Lucas.
Di luar keterbatasan teknis dalam membangun pc kuantum yang lebih besar, para ilmuwan masih berjuang buat mengubahnya jadi perlengkapan yang betul- betul bermanfaat yang membongkar kalkulasi fungsional.
Walaupun demikian, para periset berharap kalau sistem komputasi kuantum sesuatu hari nanti bisa melaksanakan kalkulasi cuma dalam hitungan jam yang hendak memakan waktu bertahun- tahun buat dituntaskan oleh superkomputer dikala ini.