Bandung - Pusat Pengkajian Strategis Penelitian dan Pengembangan (Pusjianstralitbang) TNI dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STMIK AMIK Bandung, menjajaki kerja sama strategis dalam upaya mewujudkan kemandirian industri pertahanan nasional Indonesia.
Kabidlitbang intekmil & siber, Ditlitbang, Pusjianstralitbang TNI Kol. Laut (E) Hafidh Yudha Putra mengungkapkan kolaborasi yang bertujuan untuk menghasilkan produk-produk di bidang industri pertahanan ini, diharapkan menjadi momentum penting dalam sinergi antara dunia pendidikan dan sektor pertahanan.
"Kemitraan ini diharapkan dapat mendorong lahirnya teknologi dan solusi yang dapat meningkatkan kapabilitas industri pertahanan dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk asing," kata Kolonel Hafidh Yudha Putra usai mengunjungi LPPM STMIK AMIK Bandung, di Bandung, Jawa Barat, Senin.
Hafidh melanjutkan, sudah saatnya Indonesia mandiri di bidang teknologi pertahanan, dengan memberdayakan selain industri pertahanan, juga lembaga-lembaga pendidikan.
"Ini guna menjaring talenta-talenta berbakat guna pemenuhan kebutuhan peralatan dalam rangka operasi dan latihan TNI," ujar Hafidh.
Sementara, Ketua STMIK AMIK Bandung Asmui Mansur mengungkapkan rasa terima kasihnya pada tim Pusjianstralitbang TNI yang sudah melakukan kunjungan pada pihaknya.
Asmui mengharapkan LPPM STMIK AMIK dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menghasilkan inovasi-inovasi yang dibutuhkan oleh industri pertahanan nasional.
Kerja sama yang dijalin, ujar Asmui, tidak hanya berfokus pada pengembangan produk, tetapi juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia di kedua belah pihak melalui transfer pengetahuan dan teknologi.
"Inisiatif ini menunjukkan komitmen kuat dari Pusjianstralitbang TNI dalam melibatkan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi swasta, untuk memperkuat ekosistem industri pertahanan nasional dan mewujudkan kemandirian Alutsista," tutur Asmui Mansur.