MATAUANG.COM - Sebuah video viral seorang siswi SMK mengacungkan jari tengah kepada gurunya, Jumat, 1 Agustus 2025. Pelaku yang merupakan pelajar perempuan berjilbab telah meminta maaf.
Selain kepada guru yang bersangkutan, siswi itu juga meminta maaf kepada netizen, pihak SMK, para guru, dan para alumni SMK. Dia mengaku menyadari, banyak orang yang marah atas tindakannya yang tak patut itu.
“Tindakan saya telah mencoreng nama baik sekolah ini,” ujar sang siswi dalam video klrafikasi dan permintaan yang beredar.
“Olehnya itu, sekali lagi saya memohon maaf yang sebesar-besarnya atas apa yang telah terjadi,” katanya. Dia mengaku di-drop out (DO) dari sekolahnya sebagai konsekuensi atas tindakannya yang tak terpuji itu.
“Saya siap dikeluarkan dari sekolah ini untuk menanggung apa yang telah saya lakukan,” sambungnya.
“Semoga saya dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah ini karena akibat perbuatan saya ini semua menjadi marah,” katanya lagi.,
Tak hanya pelaku pengacung jari tengah kepada guru yang meminta maaf dan membuat video klarifikasi. Rekannya sesama siswi yang merekam kejadian itu juga meminta maaf.
“Semoga saya dapat dimaafkan. Tindakan saya telah mencoreng nama baik sekolah ini,” kata siswi perekam yang videonya viral.
Kasus Maros
Sebelum kasus siswi acungkan jari tengah di Gowa viral, kejadian serupa juga pernah terjadi di Maros. Dwi Naryanto (20), alumni SMA, bahkan harus berurusan dengan polisi usai mengacungkan jari tengah kepada polantas yang memberhentikan motornya.
Video aksinya meledek polantas viral di media sosial. Dia memaki petugas Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Maros gara-gara tak terima ditilang karena tak memakai helm dan motornya tak lengkap.
Naryanto tidak terima saat kendaraannya diberhentikan karena berkendara tanpa helm dan menggunakan motor berjenis balap di jalan umum. Ia tampak marah dan mengacungkan jari tengah ke arah petugas.
Bahkan saat dimintai menunjukkan kelengkapan surat-surat kendaraannya, pemuda itu menolak dan malah mengaku sebagai anak dari seorang purnawirawan polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
Dia lalu menelepon seseorang, lalu menyerahkan ponsel itu kepada polantas yang sedang bertugas. “Siapa nama-ta, Bos,” tanyanya kepada polantas yang bertugas dengan nada arogan.
Ironisnya, usai melontarkan makian dan bersikap arogan, Naryanto mengambil kembali motornya dan meninggalkan lokasi dengan kasar. Dia menggeber-geber gas motor, lalu berlalu dengan laju kencang seraya mengacungkan jari tengah.
Setelah aksinya viral, Naryanto datang ke Polres Maros dengan didampingi oleh orang tuanya, Jumat, 9 Mei 2025. Mukanya lesu. Dia datang membawa motornya dan menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya yang dianggap mencoreng nama baik institusi Polri.