BACA BERITA

Wamensos Ajak Civitas Akademika Universitas Boyolali Sinergi Entaskan Kemiskinan

Author: matauang Category: Politik
Boyolali (27 Mei 2025) – Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem yang berjumlah 3,1 juta orang menjadi nol persen pada 2026 dan penurunan angka kemiskinan dari 24,06 juta di bawah 5 persen pada 2029. Diperlukan sinergi lintas sektoral untuk mewujudkan hal ini, termasuk dari kalangan kampus.

Penegasan ini disampaikan Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono dalam "Dialog Pengentasan Kemiskinan melalui Pendidikan" di Gedung Grha Amartha, Universitas Boyolali, Jawa Tengah, Senin (27/5/2025).

"Tujuan saya datang ke kampus-kampus adalah bersinergi dan berkolaborasi dalam program pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem," ujarnya di hadapan Bupati Boyolali Agus Irawan, Rektor Universitas Boyolali Nanik Sutarni, serta segenap Civitas Akademika Universitas Boyolali dan tamu undangan lainnya.

Agus Jabo menyampaikan Kemensos tidak bisa bekerja sendiri dalam pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Diperlukan kolaborasi dengan kementerian dan lembaga lain, pemerintah daerah, swasta dan kampus.

Dalam kesempatan ini Agus Jabo memaparkan ada tiga hal yang telah dilakukan Kemensos dan kementerian/lembaga lain dalam upaya pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Pertama, adalah menyusun dan memutakhirkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). "Kita gerakkan 34 ribu pendamping PKH, untuk memastikan kesesuaian data di lapangan," jelasnya.

Langkah kedua adalah mengubah konsepsi dari pemberian bantuan pasif ke pemberian bantuan produktif, mengubah prioritas dari perlindungan sosial ke pemberdayaan. "Saya minta dukungannya, kita mau ubah konsepsinya, kalau sebelumnya kita memprioritaskan kerja di perlindungan sosial, ke depan kita ingin mengubah konsep dari pemberian bantuan pasif, kita ingin bantuan ini menjadi produktif," ujarnya.

"Pemberdayaan adalah kita harus menciptakan masyarakat yang produktif, yang ingin usaha, kita berikan usaha," sambungnya.

Sementara tugas ketiga adalah memastikan Program Sekolah Rakyat dapat berjalan dengan baik. "Presiden menargetkan Sekolah Rakyat untuk tahun ini ada 100 titik, kita sedang berjalan saat ini sekitar 65 titik, yang sedang direvitalisasi ada sekitar 53 titik," terangnya.

Agus Jabo menambahkan, saat ini Kemensos bersama kementerian dan lembaga lain, termasuk pemerintah daerah, sedang berupaya mewujudkan pembukaan 100 Sekolah Rakyat pada tahun ajaran baru, Juli mendatang.

"Kita sedang asesmen usulan-usulan dari Pemda, mereka yang mengusulkan bangunan, kita cek, kita asesmen, apakah tempat yang diusulkan tersebut bisa menjadi tambahan untuk menambah kuota (100 titik)," ujarnya.

Kemensos ke depannya akan terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak termasuk kalangan kampus, terutama yang berada di Jawa Tengah dalam rangka pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem.

"Pendidikan adalah alat pembebasan untuk memberdayakan masyarakat miskin, saya berharap Universitas Boyolali bisa menjadi pelopornya," tuturnya.