BACA BERITA

Apa Itu "Swinger"? Fenomena di Balik Kasus di Jakarta dan Bali

Author: matauang Category: Lifestyle
MATAUANG.com – Baru-baru ini, pemberitaan tentang pesta seks dan pertukaran pasangan (swinger) yang dilakukan oleh pasangan suami-istri di Jakarta dan Bali ramai diperbincangkan. Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan "swinger"? Berikut adalah penjelasannya.

Pengertian Swinger

Seksolog, dr. Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) menjelaskan bahwa swinger atau pelaku aktivitas swinging adalah individu yang terlibat dalam hubungan atau aktivitas seksual dengan pasangan lain untuk tujuan rekreasi. Dalam kegiatan ini, tidak ada keterlibatan emosional atau perasaan antara pasangan yang bertukar.

"Swinging dilakukan oleh pasangan dalam hubungan non-monogami, di mana hubungan tersebut terbuka dan memiliki komitmen untuk saling setuju," jelasnya kepada Kompas.com pada Minggu (12/01/2025). Sebagai contoh, pasangan AB dan pasangan CD akan bertukar pasangan: A dengan C, dan B dengan D.

Perbedaan dengan Perselingkuhan

Swinging hanya dilakukan jika kedua pasangan dalam hubungan saling setuju dan menyetujui kegiatan tersebut bersama. Oleh karena itu, swinging tidak dapat dianggap sebagai bentuk perselingkuhan. "Jika suami ingin berhubungan dengan orang lain, istri harus tahu dan setuju terlebih dahulu. Jika tidak, itu baru bisa disebut perselingkuhan," tegas dr. Haekal.

Alasan Dilakukan

Terdapat berbagai alasan mengapa seseorang atau pasangan memilih untuk terlibat dalam kegiatan swinging. Salah satunya adalah untuk eksplorasi seksual atau mengatasi kejenuhan dalam hubungan. Misalnya, ketika salah satu pasangan memiliki kesibukan atau mengalami masalah kesehatan yang menghalangi mereka untuk melakukan hubungan seksual.

"Misalnya, jika suami ingin berhubungan badan tetapi istri sedang sibuk atau sedang sakit, swinging bisa jadi solusi," lanjutnya.

Risiko dan Potensi Kecanduan

Namun, dr. Haekal juga mengingatkan bahwa meskipun swinging bisa "berhasil" jika pasangan mampu menjaga kejujuran, batasan yang telah disepakati, dan menghindari emosi negatif seperti kecemburuan, gaya hidup ini berisiko. Salah satunya adalah kecanduan seksual.

"Jika seorang swinger merasa lebih puas dengan pengalaman seksual bersama orang lain dibandingkan dengan pasangannya, mereka mungkin akan semakin kecanduan dan terus mencari pengalaman serupa," ungkap dr. Haekal.

Dengan adanya potensi kecanduan dan risiko lainnya, kegiatan swinging perlu dilakukan dengan penuh kesadaran, komunikasi yang baik, dan saling pengertian antar pasangan.