Matauang.com, Jakarta - Jumlah bank di Indonesia kembali menyusut dengan efektifnya merger antara Bank Commonwealth dengan OCBC Indonesia pada 1 September 2024, menjadi satu di bawah entitas PT Bank OCBC NISP Tbk.
Sebelum berakhir dengan OCBC, Bank Commonwealth sempat dikabarkan diminati oleh beberapa investor, yaitu CIMB Group, JTrust, Bajaj Finance Ltd, dan juga Cathay Financial Holding Co.
Pada November 2023, OCBC NISP mengumumkan rencana akuisisi 99% saham Bank Commonwealth. Estimasi nilai akuisisi Bank Commonwealth oleh NISP ini sekitar Rp2,2 triliun.
Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan efektifnya penggabungan ini menandai awal baru bagi kedua entitas yang kini bersatu sebagai kesatuan yang lebih solid dan semakin tangguh.
Sebelum Bank Commonwealth, ternyata sejumlah bank asing juga telah memutuskan untuk hengkang dari pasar Indonesia. Berikut daftar yang dirangkum Bisnis.com dalam 7 tahun terakhir:
The Royal Bank of Scotland N.V.
Pada Kamis, 23 Februari 2017, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan keputusan pencabutan izin usaha kantor cabang bank asing (KCBA) The Royal Bank of Scotland N.V. (RBS) di Indonesia.
Dalam keterangan resmi OJK, pencabutan izin usaha ini dilakukan atas dasar permohonan Kantor Pusat RBS N.V. di Belanda yang disampaikan kepada OJK pada tanggal 1 November 2016. "Permohonan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari strategi bisnis grup RBS di Inggris yang memutuskan untuk menutup jaringan bisnisnya di 25 negara, termasuk Indonesia," tulis OJK.
Sebagai informasi, Kantor Cabang RBS N.V. mulai beroperasi pada 1969 dengan nama ABN AMRO Bank N.V. KC Indonesia. Sejak 2010, kepemilikan saham mayoritas RBS N.V. dikuasai oleh The Royal Bank of Scotland Plc.
Pada tahun 2011, ABN AMRO Bank N.V. KC Indonesia berubah nama menjadi The Royal Bank of Scotland N.V. Sampai dengan akhir tahun 2014, OJK mencatat KC RBS N.V. selalu membukukan laba usaha, yang menunjukkan bahwa bisnis di Indonesia memiliki prospek yang menggembirakan.
Rabobank
Rabobank Group yang berpusat di Utrecht, Belanda pernah berekspansi ke Indonesia melalui badan hukum PT Bank Rabobank International Indonesia pada 1990. Rabobank sempat menyatakan pamit dari Indonesia pada 22 April 2019.
Keputusan tersebut merupakan bagian utama dari strategi global Rabobank Group terkait visi Banking For Food yang terfokus kepada rantai pasok internasional untuk sektor pangan dan agrikultur. Pada akhirnya, bank swasta terbesar di Indonesia, yaitu PT Bank Central Asia Tbk.
(BBCA) mengakuisisi PT Bank Rabobank International Indonesia dengan menggelontorkan dana senilai Rp397 miliar. RUSPLB BCA pada 30 Juli 2020 menyetujui rancangan akuisisi saham Rabobank. Kemudian, pada 24 September 2020 Rabobank efektif berubah nama menjadi PT Bank Interim Indonesia.
Bangkok Bank
Sejak 29 November 2022, OJK mencabut izin usaha kantor cabang Bangkok Bank Public Company Limited. Pasalnya, Bangkok Bank telah terintegrasi dengan PT Bank Permata Tbk.
Dalam keterangan resmi pada Jumat (16/12/2022), OJK menjelaskan bahwa pencabutan izin usaha Kantor Cabang Bangkok Bank Public Company Limited merupakan permintaan dari kantor pusatnya di Thailand atau self liquidation Sementara, permintaan tersebut datang sebagai tindak lanjut atas proses integrasinya dengan Bank Permata di Indonesia.
"Hal ini juga dilakukan dalam rangka mendukung program konsolidasi perbankan Indonesia," tulis OJK. Sejak tanggal pencabutan izin usaha itu, Kantor Cabang Bangkok Bank Public Company Limited juga diwajibkan untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai ketentuan yang berlaku.
Sebagaimana diketahui, Bangkok Bank telah mengakuisisi 89,12% kepemilikan saham PT Astra International Tbk. dan Standard Chartered PLC di Bank Permata. Transaksi dituntaskan pada 2020 dengan kesepakatan valuasi sebesar 1,63 kali lipat dari nilai buku Bank Permata per tanggal 31 Maret 2020, atau sekitar Rp33,66 triliun (US$2,28 miliar atau 73,72 miliar bath).