BACA BERITA

Cara Cuan Investasi dari Koleksi Barang 'Luxury'

Author: matauang Category: Keuangan
Koleksi barang mewah (luxury) ternyata bisa mendatangkan cuan. Asalkan, kebiasaan ini dilakukan dengan prinsip investasi.

Head of Advisory & Financial Planner Finansialku Shierly membenarkan ada potensi mengeruk uang lebih banyak dengan skema ini. Namun, ada kiat-kiat khusus agar tak salah langkah dalam menentukan barang apa yang harus dikoleksi.

Shierly menyebut kunci investasi jenis ini adalah merek (brand) yang dikoleksi. Ia menyarankan untuk membeli dan menyimpan barang dari merek terkenal dan teruji kualitasnya.

Di sisi lain, Anda bisa mempertimbangkan keunikan atau ciri khas barang tersebut. Shierly menilai barang dengan supply terbatas namun punya demand tinggi juga bisa dipertimbangkan.

"Misalnya, tas branded, jam tangan, perhiasan. Bahkan, bisa karya seni dari pelukis atau artis terkenal," kata Shierly kepada CNNIndonesia.com, Jumat (18/10).

"Untuk tahu spesifik barang apa, nilai harga, dan bisa dengan mudah menjualnya di kemudian hari, kita harus tahu (serta) mengenal target market," sambungnya.

Ia mencontohkan jika luxury brands itu sudah punya pasar tertentu (niche market), ada baiknya Anda bergabung ke dalam komunitasnya. Ini bertujuan untuk memudahkan mencari calon pembeli dari barang-barang tersebut.

Shierly lalu membagi dua jenis barang yang bisa dikoleksi untuk investasi. Pertama, barang yang dipakai harian, seperti tas.

Ia mengatakan ada nilai plus mengoleksi produk harian dari merek ternama dengan harga yang mahal. Shierly mencontohkan tas dengan varian klasik atau timeless punya harga yang relatif lebih stabil.

Kedua, Anda bisa mengoleksi barang-barang hobi. Ini juga termasuk mengumpulkan jersey bola atau pakaian olahraga dari atlet tertentu yang terkenal.

Umumnya, koleksi barang hobi ini karena faktor tokoh idola. Ada juga varian yang limited edition sehingga sangat berpotensi diburu orang.

"Kalau orientasi memiliki luxury brand karena ingin untung (mendapatkan uang), maka bisa dijual saat butuh uang. Atau (dijual ketika) harganya sudah naik di atas kenaikan harga rata-rata luxury brands," saran Shierly.

"Bisa coba dijual ke platform yang menjual preloved luxury item agar mendapat taksiran harganya. Kalau luxury item yang orientasinya karena tokoh idola dan limited edition, bisa coba tes potensi kenaikan harganya melalui lelang," tandasnya.

Perencana Keuangan PINA Rista Zwestika juga punya saran terkait barang apa yang layak dikoleksi untuk investasi. Salah satunya adalah sneakers dari sejumlah pabrikan sepatu.

Ia mengatakan sneakers, khususnya yang edisi terbatas seringkali dicari kolektor sehingga harganya bisa melonjak di pasar resale. Namun, Anda harus memastikan sneakers yang dikoleksi merupakan kolaborasi dengan desainer terkenal atau modelnya diproduksi dalam jumlah sangat terbatas.

Rista menyebut jam tangan mewah juga bisa dilirik, seperti Rolex, Patek Philippe, dan Audemars Piguet yang sering kali melonjak harganya. Terlebih, jika model tersebut merupakan edisi terbatas atau discontinued alias sudah tidak diproduksi lagi.

"Barang-barang branded yang dapat dijadikan investasi memang tidak selalu harus dipakai sehari-hari. Bahkan, ada beberapa jenis barang yang justru lebih baik jarang digunakan atau disimpan dalam kondisi prima untuk menjaga nilai investasinya," jelas Rista.

"Jika koleksi ini dirawat dengan baik, beberapa barang bisa menjadi aset investasi yang sangat berharga di masa depan," tegasnya.

Ia tak mempermasalahkan apakah lebih cuan mengoleksi barang harian atau yang lebih sering disimpan. Asalkan kondisinya tetap terjaga dan memiliki cerita atau kelangkaan, tetap bisa menjadi instrumen investasi yang baik.

Di lain sisi, Anda harus pintar-pintar menentukan waktu yang tepat untuk melepas barang-barang branded atau rare tersebut. Itu adalah kunci dalam memperoleh keuntungan maksimal dari investasi via mengoleksi barang.

"Beberapa faktor utama yang harus dipertimbangkan adalah tren pasar, permintaan, kondisi barang, dan timing yang tepat," ucapnya.

Ada setidaknya dua momentum yang sayang untuk dilewatkan. Pertama, saat ada acara spesial terkait brand tersebut.

Rista mencontohkan kala perusahaan yang memproduksi barang mewah itu berulang tahun. Momen ini bisa dimanfaatkan untuk menjual barang-barang lama dari brand tersebut karena tengah mengalami lonjakan permintaan.